BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – South Sulawesi Investment Forum (SSIF) masih menjadi event unggulan Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel), dalam upaya mendukung pengembangan investasi dan ekonomi daerah. SSIF 2025, diperkirakan bakal digelar Oktober mendatang.
Deputi Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama A menyebutkan, SSIF masih menjadi salah satu rencana kegiatan promosi BI Sulsel di 2025. Yang mana, di dalamnya akan menampilkan proyek-proyek pilihan yang siap ditawarkan kepada investor, ada juga one to many meeting, talk show dan lainnya.
“Rencana kegiatan promosi investasi di 2025, mengutamakan proyek investasi yang memiliki nilai material atau unlocking potential welfare project atau proyek yang memiliki dampak besar,” ujar Wahyu Purnama pada acara BI Bareng Media yang berlangsung di Kantor Perwakilan BI Sulsel, Selasa (11/02/2025).
Acara yang mengambil tema “Overview Perkembangan Ekonomi Terkini, Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah”, dihadiri Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda dan Deputi Perwakilan BI Sulsel, Ricky Satria serta dipandu Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Sulsel, Aswin Gantina.
Dikatakan Wahyu Purnama, SSIF sudah diselenggarakan sejak 2023. Pada 2024, SSIF dirangkaikan dengan Anging Mammiri Business Fair (AMBF) dengan tujuan sinergi dan akselerasi investasi serta perdagangan di Sulsel.
Sebagai tindaklanjut SSIF dan ada juga South Sulawesi Investment Challenge (SSIC), telah menghasilkan Letter of Intent (LoI) sebanyak 8 Investment Project Ready to Offer (IPRO) dengan 5 investor pada 2023 dan 8 IPRO dengan 4 investor pada 2024.
Untuk 2025, ada beberapa rencana kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pengembangan investasi daerah. Selain SSIF yang dijadwalkan Oktober 2025, dilakukan juga penilaian, menginventaris kendala atau permasalahan dan evaluasi terhadap proyek-proyek ready to offer melibatkan praktisi ahli, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam menyusun proposal proyek investasi dan promosi investasi, pendampingan konsultasi untuk proyek yang akan dipromosikan pada SSIF dan program promosi investasi lain, serta menyusun peta potensi investasi Sulsel.
“Peta investasi disusun sebagai tools untuk pengambilan kebijakan pengembangan investasi daerah,” jelasnya.
Sementara itu, “BI Bareng Media” sendiri bakal digelar BI Sulsel secara rutin usai pemaparan perkembangan ekonomi “Sulsel Talk”.
Terkait perekonomian Sulsel secara umum, Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda menyebutkan, kondisi ekonomi Sulsel 2024 tumbuh positif mencapai 5,18 persen. Tumbuh 5,02 persen dianding tahun sebelumnya (4,51%, yoy).
Perekonomian Sulsel termasuk dalam 10 perekonomian daerah terbesar di Indonesia. Ditopang sektor pertanian dan perdagangan yang menjadi penyumbang terbesar. Seiring peningkatan produksi padi pasca dampak El Nino di tahun sebelumnya, serta momentum penyelenggaraan Pemilu yang mendorong perdagangan.
Share sektor pertanian dan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel masing-masing 1,08 persen dan 0,81 persen.
Bali Putra