Sektor Jasa Keuangan Sulsel Tetap Stabil Dukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah

211
Kepala Kantor OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Di tengah berbagai tantangan dan dinamika perekonomian global maupun domestik, sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan (Sulsel) tetap tangguh dan menjadi pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi tetap positif dan berada di atas rata-rata nasional.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar), Moch. Muchlasin menyebutkan, kinerja sektor jasa keuangan di wilayah ini tetap stabil, tercermin dari peran intermediasi yang kontributif serta profil risiko yang tetap terjaga.

“Di tengah berbagai tantangan dan dinamika perekonomian global maupun domestik, sektor jasa keuangan Sulsel terus menunjukkan ketangguhannya. Menjadi pilar penting mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” ujarnya.

Dari sektor perbankan, per April 2025, total aset perbankan tumbuh 6,32 persen (yoy) mencapai Rp204,95 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 7,60 persen (yoy) mencapai Rp139,38 triliun. DPK di Sulsel didominasi tabungan dengan share 58,83 persen. Adapun kredit yang disalurkan tumbuh 3,81 persen (yoy) mencapai Rp165,56 triliun.

“Penyaluran kredit di Sulsel masih didominasi kredit produktif 53,80 persen. Namun dari sisi pertumbuhan kredit, didorong kredit konsumtif sebesar 7,87 persen,” katanya.

Disebutkan, jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit ke sektor perdagangan besar dan eceran memiliki porsi terbesar dengan share 22,98 persen mencapai Rp38,05 triliun.

Kinerja intermediasi perbankan terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 120,92 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 3,00 persen.

Perbankan Syariah juga tumbuh lebih tinggi. Tercermin dari aset perbankan syariah tumbuh 17,19 persen (yoy) menjadi Rp17,25 triliun, dengan penghimpunan DPK tumbuh 13,60 persen menjadi Rp12,18 triliun. Penyaluran pembiayaan tumbuh 20,85 persen (yoy) menjadi Rp15,01 triliun dengan tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 123,25 persen dan NPF pada level 2,10 persen.

 

Dominasi Kredit Usaha Mikro

Realisasi kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sulsel tumbuh 1,23 persen (yoy) menjadi Rp61,48 triliun dengan share 37,88 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum. Penyaluran kredit UMKM didominasi kredit usaha mikro Rp33,61 triliun dengan share 54,67 persen dari total kredit UMKM.

“Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 914.523 debitur,” sebut Muchlasin.

Dari sektor pasar modal, total Single Investor Identification (SID) mencapai 414.197 atau tumbuh 17,27 persen (yoy). Terbanyak, investor reksa dana mencapai 394.238 SID atau tumbuh 16,71 persen (yoy). Sementara, nilai transaksi saham sebesar Rp7,94 triliun.

Pada Sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) total penjaminan pada perusahaan penjaminan per Maret 2025 tumbuh 25,02 persen menjadi Rp834 miliar dan total aset dana pensiun tumbuh 3,72 persen menjadi Rp1,60 triliun.

Dari sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), total piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 4,06 persen menjadi Rp19,03 triliun pada Maret 2025. Namun di sisi lain, total pembiayaan perusahaan modal ventura terkontraksi sebesar -3,20 persen.

Total pinjaman yang disalurkan pada perusahaan pergadaian tumbuh 30,07 persen mencapai Rp8,32 triliun dan outstanding pinjaman pada fintech peer to peer lending tumbuh 44,41 persen menjadi Rp1,92 triliun dengan tingkat wanprestasi yang terjaga, 1,78 persen.

OJK Sulselbar telah melaksanakan 61 kegiatan edukasi keuangan kepada masyarakat. Berupa sosialisasi, workshop, dan program edukasi lain, yang berfokus pada peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, dengan menjangkau 513.648 peserta seperti pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, perempuan, dan tenaga kerja di berbagai sektor, termasuk masyarakat umum.

Selain edukasi keuangan, Kantor OJK Sulselbar memetakan kebutuhan pengembangan desa yang perlu didukung melalui penyediaan akses keuangan. Pemetaan dilakukan sebagai bagian dari Program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) di perdesaan.

Kegiatan edukasi, menjadi wujud komitmen OJK  mendukung terciptanya masyarakat melek keuangan serta mampu mengakses layanan keuangan secara bijak. Tidak hanya itu, upaya ini juga memberikan manfaat langsung kepada pelaku UMKM melalui pelatihan cakap keuangan, yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.

Editor : Bali Putra