
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Melaksanakan fungsi advisory dan mendukung perumusan kebijakan bagi Pemerintah Daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) menggelar diseminasi terkait perkembangan kondisi ekonomi terkini, pendalaman isu strategis daerah, serta proyeksi perekonomian Sulsel 2025.
Diseminasi dikemas dengan kegiatan “Sulsel Talk” bertema “Mendorong Akselerasi Ekonomi Sulsel di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global”, di Kantor Perwakilan BI Sulsel di Makassar, Selasa (12/08/2025).
Kepala Kantor Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda hadir sebagai narasumber bersama Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulsel, Agus Salim, dan Chief Economist BCA, David E Sumual. Hadir juga pada kegiatan itu, Sekretaris Daerah Sulsel, Jufri Rahman. Kegiatan diikuti Deputi Kepala Perwakilan BI, pimpinan Forkopimda, kepala OPD, instansi terkait dari kabupaten/kota, pimpinan perbankan, pelaku usaha, asosiasi bisnis, mahasiswa dan masyarakat umum.
Terkait kondisi ekonomi, Rizki Ernadi Wimanda menyatakan, di tengah ketidakpastian ekonomi global, BI memprediksi ekonomi Sulsel 2025 tumbuh dikisaran 4,8–5,6 persen, dengan inflasi terjaga pada 2,5 persen ±1.
Pada triwulan II-2025, ekonomi nasional tumbuh 5,2 persen (yoy), melampaui ekspektasi, dengan beberapa provinsi di Indonesia Timur tumbuh di atas angka 5 persen. Lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya 4,87 persen.
Kinerja positif terutama ditopang sektor industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. Di Sulsel sendiri, tren serupa terlihat meskipun terjadi perlambatan di sektor pertanian akibat pergeseran musim panen.
Ekonomi Sulsel triwulan II-2025 didorong beberapa lapangan usaha utama seperti perdagangan, industri pengolahan, konstruksi, dan pertambangan.
Perdagangan meningkat seiring lonjakan penjualan kendaraan baru. Kemudian industri pengolahan tumbuh pada segmen industri mikro-kecil, termasuk makanan-minuman, galian bukan logam, tekstil, kulit, kayu, dan furnitur. Sementara konstruksi, menguat berkat realisasi investasi, diikuti kenaikan konsumsi semen, serta pertambangan, di mana, produksi nikel matte naik 12 persen (yoy) dan gas alam meningkat 8,4 persen (yoy).
Sebaliknya, sektor pertanian menurun signifikan dari 15,73 persen pada triwulan sebelumnya, menjadi 3,36 persen (yoy). Produksi padi bahkan terkontraksi 6,27 persen.
“Triwulan III-2025, untuk sektor industri pengolahan di Sulsel kami proyeksi menurun akibat pasar global termoderasi sementara pasokan nikel melimpah,” katanya.
Menurutnya, perlu membuka pasar ekspor baru di luar Tiongkok, di mana saat ini kita sangat bergantung pada negara tersebut. Pasar ekspor baru itu seperti India, Uni Eropa, dan negara ASEAN.
Kajati Sulsel, Agus Salim, memaparkan peran Satgas Percepatan Investasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Menurutnya, sinergi dan kolaborasi, terasuk memberikan kepastian hukum, menjadi kunci pengembangan investasi.
Sementara itu, saat menyampaikan sambutan, Sekda Sulsel, Jufri Rahman, mengapresiasi BI Sulsel yang konsisten memfasilitasi “Sulsel Talk” sebagai ruang diskusi dan kolaborasi strategis untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
“Sulsel Talk” dinilai sebagai momentum penting untuk merumuskan langkah konkret memperkuat daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah. Ia berharap melalui forum ini, lahir strategi efektif mendorong pertumbuhan melalui diversifikasi, hilirisasi, dan strategi adaptif menghadapi ketidakpastian global.
Jufri mengatakan, tantangan ekonomi global menjadi perhatian serius Sulsel. Pasalnya, ekonomi daerah ini sangat bergantung pada sektor strategis seperti industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan, yang rentan terhadap dinamika perdagangan dunia.
Dinamika Tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dapat menekan kinerja sektor pengolahan ikan, udang, dan nikel. Tekanan juga datang dari kondisi mitra dagang seperti Tiongkok yang mengalami hambatan ekspor akibat tarif AS. Hal ini berpotensi mengurangi permintaan terhadap komoditas unggulan Sulsel, terutama nikel.
“Untuk itu, Pemprov Sulsel bersama pemangku kepentingan berupaya melakukan diversifikasi sektor, mendorong hilirisasi, dan memperkuat industri kreatif serta pertanian modern,” katanya.
Jufri mengajak semua pihak memperkuat kolaborasi dan sinergi serta mengedepankan inovasi untuk membangun ekonomi Sulsel yang tangguh dan berkelanjutan.
Bali Putra