
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sulawesi Selatan (Sulsel) merupakan salah satu provinsi dengan potensi kakao yang tinggi. Hanya saja, dalam beberapa tahun belakangan, produksi kakao di daerah ini terus menurun. Mengakibatkan, impor kakao ke Sulsel jauh lebih tinggi dibanding ekspor.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel), Rizki Ernadi Wimanda menyebutkan, perlu dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kembali produksi kakao di Sulsel.
“Pengembangan penggunaan bibit unggul, kemudian replanting kakao yang usianya sudah tua dan terserang berbagai penyakit dan beberapa hal lain, penting dilakukan untuk meningkatkan produksi kakao di Sulsel,” ujar Rizki saat menjadi narasumber dalam forum diskusi “Sulsel Talk” bertema “Mendorong Akselerasi Ekonomi Sulsel di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global”, yang berlangsung di Kantor Perwakilan BI Sulsel di Makassar, Selasa (12/08/2025).
Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel, jufri Rahman menyebutkan, selama ini kita selalu mengklaim produksi kakao terbanyak dihasilkan di Sulsel. Kenyataannya, industri pengolahan kakao dominan di Sulawesi tengah (Sulteng).
Menurutnya, hal tersebut harus menjadi pemikiran bersama, terutama pengusaha. Mengingat, yang mengusahakan kakao di Sulsel, bukan pengusaha Sulsel, namun justeru Perusahaan dari luar seperti MARS. Sehingga sebagian besar keuntungannya tidak bisa dinikmati oleh daerah ini.
“Paling hanya dinikmati pekerja, dan mungkin saja pajak yang jumlahnya tidak seberapa,” ujar Jufri.
Sementara itu, “Sulsel Talk” merupakan forum diskusi yang digelar BI Sulsel dalam rangka melaksanakan fungsi advisory dan mendukung perumusan kebijakan bagi Pemerintah Daerah. “Sulsel Talk” merupakan wujud diseminasi terkait perkembangan kondisi ekonomi terkini, pendalaman isu strategis daerah, serta proyeksi perekonomian Sulsel 2025.
Selain Rizki Ernadi Wimanda, hadir juga dua narasumber lain yakni Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sulsel, Agus Salim, dan Chief Economist BCA, David E Sumual. Hadir Sekda Sulsel, Jufri Rahman, Deputi Kepala Perwakilan BI, pimpinan Forkopimda, kepala OPD, instansi terkait dari kabupaten/kota, pimpinan perbankan, pelaku usaha, asosiasi bisnis, mahasiswa dan masyarakat umum.
“Sulsel Talk” dinilai sebagai momentum penting untuk merumuskan langkah konkret memperkuat daya saing dan pertumbuhan ekonomi daerah. Dari forum ini, diharapkan lahir strategi efektif mendorong pertumbuhan melalui diversifikasi, hilirisasi, dan strategi adaptif menghadapi ketidakpastian global.
Bali Putra