Melalui Program TJSL, PLN Bersama Rappo Indonesia Kelola Sampah Plastik jadi Produk Bernilai Guna

31
Masyarakat di Untia, Kota Makassar tengah melakukan pengelolaan sampah plastik menjadi barang berguna dan bernilai. POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) terus menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Kali ini, PLN UID Sulselrabar bekerja sama Rappo Indonesia (sebuah usaha sosial bidang pengelolaan sampah), untuk mengurangi sampah plastik dan mengolahnya menjadi barang bernilai guna.

Rappo Indonesia sendiri dikenal sebagai inisiator pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular dengan memanfaatkan teknologi dan pemberdayaan komunitas.

Founder Rappo Indonesia, Akmal, menegaskan, kerja sama ini akan menciptakan dampak positif ganda, khususnya di wilayah pesisir. Dengan rumah produksi di kawasan Untia, Biringkanaya, Makassar, program ini diharapkan mampu mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastic. Menciptakan produk bernilai ekonomi yang bisa dipasarkan, dan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya memilah serta mendaur ulang sampah.

Masyarakat pesisir di Untia, Makassar turut terlibat dalam program TJSL PT PLN (Persero) untuk mengolah sampah plastik menjadi barang bernilai. Melalui program ini, PLN optimis mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar. POTO : ISTIMEWA

Akmal mencatat, sejak pelaksanaan program TJSL PLN terkait pemberdayaan masyarakat untuk pengolahan sampah, telah memberikan dampak ekonomi signifikan dengan menciptakan peluang kerja baru bagi sekitar 150 masyarakat, serta penghasilan tambahan bagi masyarakat pesisir melalui produksi furnitur daur ulang.

“Program ini membuka peluang masyarakat untuk memperoleh lapangan kerja sekaligus mendukung perekonomian lokal,” ujarnya.

Rappo berhasil menciptakan kesempatan kerja dengan merekrut dua mitra pengrajin dan empat mitra pengolah plastik, serta menjalin kemitraan dengan dua tempat Pengolahan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R), satu bank sampah, empat pengepul, dan berbagai Waste Collecting Event untuk pengumpulan bahan baku. Hingga kini, Rappo telah mengelola 1,36 ton sampah menjadi produk kerajinan bernilai ekonomis tinggi

Akmal menambahkan, dengan memanfaatkan potensi daur ulang sampah plastik, program ini mendukung terciptanya industri kecil yang berbasis pada produk ramah lingkungan.

Pada kesempatan berbeda, General Manager PLN UID Sulselrabar, Edyansyah, menyampaikan komitmen PLN dalam mendukung keberlanjutan lingkungan sesuai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi. Tujuannya, untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan, pekerjaan penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk semua.

“Kami percaya, keberlanjutan lingkungan adalah bagian penting dari layanan energi bersih dan berkeadilan. Melalui kolaborasi dengan Rappo Indonesia, PLN ingin menghadirkan solusi konkret mengurangi sampah plastik sekaligus memberdayakan masyarakat,” kata Edyansyah.

Ia memaparkan, selain berfokus pada aspek lingkungan, program TJSL ini juga diarahkan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal. Melalui pelatihan dan pendampingan, masyarakat diharapkan mampu mengelola sampah secara mandiri dan menjadikannya sebagai peluang usaha baru.

Kerja sama PLN UID Sulselrabar dengan Rappo Indonesia merupakan bukti nyata, transisi energi bersih harus berjalan beriringan dengan transisi hijau dalam pengelolaan lingkungan. Dengan langkah ini, PLN tidak hanya menghadirkan listrik andal bagi masyarakat, tetapi juga solusi inovatif dalam menjaga bumi tetap lestari.

*/Editor : Bali Putra