BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Ekonomi hijau berbasis pemberdayaan warga mulai diwujudkan di Kelurahan Tanjung Merdeka, Makassar. Tim pengabdian masyarakat dari perguruan tinggi yang juga tim Ahli Pemkot Makassar, Batara Surya, resmi meluncurkan Program Terpadu Ekonomi Hijau yang memadukan pertanian perkotaan (urban farming) dan diversifikasi usaha perikanan serta peternakan skala rumah tangga.
Warga didorong memanfaatkan taman lingkungan, ruang terbuka hijau, hingga pekarangan rumah untuk menanam sayuran hidroponik dengan siklus panen singkat, sekitar 30 hari. Hasil panen dipasarkan melalui platform daring dan komunitas lokal, sehingga warga bisa menjangkau konsumen tanpa perantara.
Untuk hilirisasi pendapatan, tim memperkenalkan tiga usaha skala kecil yang dikelola mandiri. Ayam petelur dengan kandang pekarangan berkapasitas rendah, dilengkapi manajemen pakan dan biosekuriti sederhana. Budidaya udang vaname menggunakan kolam terpal modular dengan aerasi dan sistem pengelolaan kualitas air yang efisien, siklus panen 90–120 hari. Juga produksi kepiting soka melalui pemeliharaan pra-molting dalam boks molting bersistem aerasi, panen 2–3 minggu.
“Program ini tidak hanya menciptakan sumber pendapatan baru, juga memanfaatkan lahan agar lebih produktif tanpa merusak lingkungan,” jelas Batara Surya, Rabu (17/09/2025).
Langkah ini diharapkan menjadi model ekonomi hijau perkotaan yang dapat direplikasi di kelurahan lain di Makassar. Sekaligus mendukung agenda pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan kota.
“Melalui kolaborasi ini, Tanjung Merdeka diharapkan menjadi contoh kota hijau yang inklusif. Warga dapat menekan biaya hidup sekaligus membuka peluang usaha rumah tangga,” kata Batara.
Editor : Bali Putra