Akademisi: Tidak Melek Teknologi, BPR Bisa Gulung Tikar

325

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR —  Berdasakan data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulampua, kinerja BPR-BPRS di Sulsel menunjukkan hasil yang cukup tumbuh baik dari tahun ke tahun.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua), Zulmi mengatakan, secara umum kinerja sektor jasa keuangan termasuk BPR-BPRS di Sulsel, tetap menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan tingkat risiko yang terjaga.
“Kinerja BPR-BPRS secara keseluruhan di Sulsel menunjukkan peningkatan. Indikator kesuksesan tersebut dapat dilihat dari aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit industri yang meningkat. Peningkatannya bahkan lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan industri bank pada umumnya,” bebernya.
Saat ini, total BPR-BPRS di Sulselbar mencapai sekitar 30 bank. Adapun total aset sekitar Rp 2,64 triliun, atau tumbuh 8,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, Loan to Deposit Ratio (LDR) DPK BPR-BPRS tercatat sekitar Rp 1,59 triliun, dengan penyaluran kredit mencapai sekitar Rp 2,29 triliun.
“Dengan kondisi tersebut, indikator LDR BPR-BPRS tercatat sangat tinggi, mencapai 94,33 persen. Namun tetap disertai pengelolaan risiko kredit yang terjaga sebesar 2,49 persen,” papar Bambang.

Sementara itu, pengamat ekonomi, Dr Anas Iswanto saat dimintai keterangan perihal perkembangan BPR menuturkan, saat ini BPR susah berkembang, apalagi zaman sekarang. BPR ini untuk masuk ke teknologi informasi, membutuhkan biaya besar.

“Selain itu, persoalan lain adalah apakah ada masyarakat yang ingin menyimpan uang di BPR, kemungkinan tidak ada. Jika seperti itu BPR ambil uang dari mana, BPR akan mengambil uang dari bank umum. Tentunya dengan bunga yang tinggi, makanya bunga kredit BPR juga tinggi, karena dia juga belinya tinggi, itu yang jadi masalah,” ungkapnya.
Menurutnya, BPR merupakan ujung tombak pengusaha mikro. Tetapi kelemahan BPR adalah persoalan dana, sementara permintaan kredit banyak. “Apalagi mau ke teknologi, bakalan berat. Secara logika pasti tergulung nantinya, tinggal tunggu waktu,” katanya.
Komang Ayu
Berdasakan data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulampua, kinerja BPR-BPRS di Sulsel menunjukkan hasil yang cukup tumbuh baik dari tahun ke tahun.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 6 Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua), Zulmi mengatakan, secara umum kinerja sektor jasa keuangan termasuk BPR-BPRS di Sulsel, tetap menunjukkan pertumbuhan yang baik dengan tingkat risiko yang terjaga.
“Kinerja BPR-BPRS secara keseluruhan di Sulsel menunjukkan peningkatan. Indikator kesuksesan tersebut dapat dilihat dari aset, dana pihak ketiga (DPK), dan kredit industri yang meningkat. Peningkatannya bahkan lebih tinggi jika dibandingkan pertumbuhan industri bank pada umumnya,” bebernya.

Saat ini, total BPR-BPRS di Sulselbar mencapai sekitar 30 bank. Adapun total aset sekitar Rp 2,64 triliun, atau tumbuh 8,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, Loan to Deposit Ratio (LDR) DPK BPR-BPRS tercatat sekitar Rp 1,59 triliun, dengan penyaluran kredit mencapai sekitar Rp 2,29 triliun.
“Dengan kondisi tersebut, indikator LDR BPR-BPRS tercatat sangat tinggi, mencapai 94,33 persen. Namun tetap disertai pengelolaan risiko kredit yang terjaga sebesar 2,49 persen,” papar Bambang.

Sementara itu, pengamat ekonomi, Dr Anas Iswanto saat dimintai keterangan perihal perkembangan BPR menuturkan, saat ini BPR susah berkembang, apalagi zaman sekarang. BPR ini untuk masuk ke teknologi informasi, membutuhkan biaya besar.

“Selain itu, persoalan lain adalah apakah ada masyarakat yang ingin menyimpan uang di BPR, kemungkinan tidak ada. Jika seperti itu BPR ambil uang dari mana, BPR akan mengambil uang dari bank umum. Tentunya dengan bunga yang tinggi, makanya bunga kredit BPR juga tinggi, karena dia juga belinya tinggi, itu yang jadi masalah,” ungkapnya.

Menurutnya, BPR merupakan ujung tombak pengusaha mikro. Tetapi kelemahan BPR adalah persoalan dana, sementara permintaan kredit banyak. “Apalagi mau ke teknologi, bakalan berat. Secara logika pasti tergulung nantinya, tinggal tunggu waktu,” katanya.
/Komang Ayu