April 2025, APBN Surplus Rp4,3 Triliun

27
tangkapan layar, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa Periode Mei 2025 di Jakarta, Jumat (23/05/2025). POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Setelah mengalami defisit di tiga bulan pertama, APBN mencatatkan surplus pada April 2025. Penerimaan pajak mengalami akselerasi pascamengalami beberapa restitusi dan penyesuaian TER atas pajak penghasilan pegawai (PPh 21).

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, postur APBN hingga akhir April 2025, tercatat pendapatan negara Rp810,5 triliun atau sekitar 27 persen dari target. Kemudian, belanja negara Rp806,2 triliun (22,3 persen dari pagu).

“Surplus APBN April 2025, Rp4,3 triliun atau 0,02 persen dari Pendapatan Domestik Bruto-PDB,” ujar Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Mei 2025 di Jakarta, Jumat (23/05/2025).

Tangkapan layar, data postur APBN 2025

Dikatakan, lingkungan global bergerak sangat cepat dan dinamis, ketidakpastian menimbulkan risiko tinggi bagi kesejahteraan dunia. APBN dalam 𝘮𝘪𝘴𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘣𝘪𝘢𝘴𝘢 melindungi masyarakat dan perekonomian, terus melangkah dengan keyakinan dan optimisme.

Meski tensi dagang mulai mengalami deeskalasi, kondisi dinamika global masih tinggi. Negosiasi antara AS dan Tiongkok belum mencapai kesepakatan, kedua negara menunda pengenaan tarif resiprokal selama 90 hari dan menurunkan tingkat tarif.

Dunia masih akan melihat dampak dari kebijakan ini, termasuk juga terkait RUU pemotongan pajak AS yang berisiko memperlebar defisit APBN negara tersebut dan berdampak pada kebijakan suku bunga The Fed yang juga akan memengaruhi pasar keuangan global.

“Ekonomi Indonesia masih cukup resilien. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q1-2025 mencapai 4,87 persen yoy, relatif terjaga dibanding beberapa negara seperti, Malaysia, Singapura, AS, Thailand, Jepang,” ujarnya.

Konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen yoy. Sebagian besar sektor tumbuh positif, diantaranya sektor pertanian tumbuh signifikan 10,52 persen yoy, transportasi 9,01 persen yoy, perdagangan 5,03 persen yoy, manufaktur 4,55 persen yoy. Selain itu, inflasi Indonesia masih terkendali pada 1,95 persen yoy. Optimisme masyarakat juga terjaga, terlihat dari IKK yang kembali tumbuh di level 121,7.

APBN sebagai “Top Agent” akan terus dikelola secara hati-hati, namun tetap ekspansif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, untuk memperkuat fondasi ekonomi nasional.

Editor : Bali Putra