Bonus Demografi, Ekonomi Syariah di Sulsel Seharusnya Tumbuh Lebih Tinggi

342
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda pada Fesyar 2025 di Lantai 4 Gedung BI Sulsel, Senin (24/03/2025). POTO : BALI PUTRA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Penduduk muslim di Sulawesi Selatan (Sulsel) berjumlah 9,4 juta atau hampir 90,5 persen dari total penduduk di daerah ini. Dari jumlah itu, 6,4 juta atau sekitar 68,6 persen diantaranya, merupakan penduduk berusia produktif. Ini, menjadi potensi luar biasa yang seharusnya bisa membuat pengembangan Ekonomi Syariah di Sulsel tumbuh lebih tinggi.

“Sudah jumlah penduduk muslimnya banyak, usia produktif juga besar. Alhamdullilah, ini bonus demografi,” ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda pada Forum Ekonomi Syariah (FESyar) 2025 yang berlangsung di Lantai 4, Gedung BI Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Senin (24/03/2025).

Sulsel juga merupakan gerbang Indonesia timur yang menyuplai bahan-bahan seperti makanan, minuman juga pakaian ke wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua). Di Sulsel, ada 4.700 industri halal, dan per Februari 2025, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) telah menerbitkan 100 ribu sertifikat halal.

“Pembiayaan syariah di Sulsel juga tumbuh luar biasa, 20 persen. Dua kali lipat dibanding pertumbuhan nasional, yang hanya 10 persen. Ini juga tumbuh lebih tinggi dibanding tahun lalu, 13 persen,” sebut Rizki.

Ia mengatakan, pertumbuhan Ekonomi dan Keuangan Syariah secara nasional 2024, mencapai 4 persen atau sedikit lebih tinggi dibanding pertumbuhan 2023 sebesar 3,9 persen. Didukung 142 ribu industri halal dengan 16 juta produk halal. “Ini potensi yang luar biasa,” tambahnya.

Saat ini, menurut Rizki, yang harus lebih gencar dilakukan adalah sosialisasi, edukasi karena masyarakat belum semuanya paham mengenai, apa yang menjadi kelebihan atau keunggulan apabila mengambil pembiayaan syariah.

Sementara itu, Forum Ekonomi Syariah (Fesyar) 2025 merupakan rangkaian Pekan Ekonomi Syariah (PESyar) 2025. Di mana, dalam mendorong pertumbuhan Ekonomi dan Keuangan Syariah, BI Sulsel menghelat berbagai kegiatan seperti Sharia Fair berupa Bazar Ramadan dengan realisasi penjualan Rp2,584 miliar. Kemudian Sharia Forum berupa Workshop Pembiayaan yang diikuti lebih 150 pelaku usaha syariah dengan realisasi pembiayaan hingga Rp4,8 miliar.

Ada juga Sharia Championship untuk mempersiapkan kontingen Sulsel pada FESyar KTI dan ISEF 2025.

“Hari ini kami gelar Forum Ekonomi Syariah Sulsel, yang dirangkai pengukuhan Pengurus Wilayah Hebitren (Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren) Sulsel perioden 2025-2030,” kata Rizky.

Pengukuhan Pengurus Wilayah Hebitren Sulsel 2025-2030 dalam kegiatan FESyar 2025 di Lantai 4 Gedung BI Sulsel, Senin (24/03/2025). BALI PUTRA

Pengukuhan Pengurus Wilayah Hebitren Sulsel

Pengukuhan dilakukan Ketua Umum Hebitren KH Moh. Hasib Wahab Hasbullah. Herbitren, diinisiasi Bank Indonesia untuk memperkuat ekonomi dan mendorong kemandirian pesantren.

“Awal mula organisasi ini dibentuk, karena ada 111 pesantren yang bekerja sama BI. Selanjutnya, 111 pesantren ini berkumpul dan bersepakat membentuk sebuah holding bisnis pesantren melalui munai I pada November 2019,” ujar KH Moh. Hasib Wahab.

Hebitren, merupakan satu-satunya organisasi yang mengurus usaha pesantren dan menjadi ekositem dalam pemberdayaan ekomoni pesantren secara nasional. Hebitren siap berkolaborasi dengan pemerintah memfasilitasi program kedaulatan pangan berbasis pesantren.

Ia mengatakan, salah satu akses melalui pesantren Indonesia adalah sistem syariah. Supaya ekonomi syariah dengan sistem syariah bisa dikenal dan lebih baik. Ini bisa berkembang beriringan dengan sistem konvensional. Ia berharap BI terus mendukung kegiatan mereka, karena  saat ini banyak pesantren yang usahanya sudah maju.

Bali Putra