De Toeng, Kisah Masyarakat Je’ne’ponto yang Diangkat ke Film Layar Lebar

196

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kondisi perfiman yang sempat lesu akibat pandemi Covid-19, malah menjadi penyemangat Turatea Production untuk mengeluarkan film hasil karyanya De Toeng.

Fiilm ini diangkat dari kisah lokal masyarakat Turatea yang ada di kabupaten Jeneponto. Film ini berhasil membuat gebrakan, dimana saat ini  sudah diputar setentak di 126 bioskop di seluruh Indonesia.

Menurut keterangan penulis cerita De Toeng, Asmin Amin, film ini berangkat dari kisah-kisah masyarakat Turatea di masa lalu, yang masih dipercaya sampai saat ini. Film ini diangkat sebagai media untuk memperkenalkan budaya lokal ke kancah nasional.

“Film ini unik, karena cerita awalnya berangkat dari bukit Toeng di Jeneponto. Biasanya kalau ada nama seperti itu, pasti ada cerita di baliknya. Akhirnya kita cari tau. Setelah enam bulan kita cari tau, kita tidak temukan maksud dibalik nama bukit tersebut,” terang Asmin.

Pria yang juga berperan sebagai Karaeng Ledeng di film ini mengatakan, De Toeng memberikan warna baru dalam dunia perfilman Indonesia, sebab mengangkat genre Etnografi.

“Ini genre baru, Etnografi, yang mengangkat cerita lokal ke kancah nasional. Jadi ini cerita tentang budaya Turatea, orang Jeneponto. Diproduksi oleh Turatea Production. Yang juga kental dengan nama daerah,” ungkap Asmin.

Dengan adanya film Detoeng, Asmin berharap,  masyarakat bisa memberikan dukungan, dengan cara menonton langsung di Bioskop.

“Kami berharap masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sulawesi Selatan memberikan dukungan dengan menonton langung ke bioskop,” jelasnya.

Nur Rachmat

Baca Juga :   Tayang di Bioskop, Film Tasbih Kosong Dukung Pemprov Sulsel Majukan Pariwisata