
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Pulau Samalona, salah satu pulau kecil di lepas pantai barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Berjarak sekitar tujuh kilometer dari pusat kota, pulau kecil nan eksotis, dapat ditempuh sekitar 30 menit perjalanan laut menggunakan perahu.
Dalam hal penerangan, dominan menggunakan genset. Namun, kini perlahan mulai beralih menggunakan listrik ramah lingkungan berkat inovasi SuperSUN dari PLN.
Diantara desiran ombak dan tawa anak-anak pulau bermain di tepian pantai, deretan panel surya berkilau memantulkan sinar matahari, yang kemudian menghasilkan energi untuk menerangi sedikitnya 20 rumah tangga di pulau yang berada dalam gugusan “Spermonde” Makassar.
Dengan luas sekitar 2,3 hektare, Pulau Samalona dikelilingi pasir putih halus, air laut jernih bergradasi biru toska, dan terumbu karang yang masih terjaga, menjadikannya Samalona sebagai destinasi wisata bahari populer. Keindahan bawah lautnya dengan aneka biota laut seperti ikan hias, karang warna-warni, dan penyu laut, juga menjadikan Samalona salah satu spot snorkeling dan diving terbaik di Kota Makassar,

Pulau Samalona dihuni 41 warga yang dominan bermata pencaharian sebagai pengelola penginapan dan nelayan. Kehadiran listrik bersih dari inovasi SuperSUN PLN, semakin membuka peluang meningkatkan ekonomi masyarakat lokal.
SuperSUN sendiri merupakan inovasi energi bersih karya anak bangsa yang mengintegrasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) mikro dengan Battery Energy Storage System (BESS). SuperSUN menghadirkan listrik di wilayah yang selama ini belum terjangkau jaringan konvensional. Dengan sistem penyimpanan energi berbasis baterai, listrik di Pulau Samalona kini menyala 24 jam tanpa henti, menggantikan pasokan sebelumnya yang terbatas dan bergantung pada genset berbahan bakar minyak.
“Kehadiran listrik PLN (Inovasi SuperSUN, red), membuat kami dapat menghemat biaya operasional usaha penginapan hingga 88 persen,” ujar seorang warga Samalona, Kamaruddin, belum lama ini.
Sebelumnya, warga yang kebanyakan berprofesi di bidang pariwisata mengandalkan genset dan menghabiskan sekitar 180 liter bahan bakar minyak (BBM) per bulan. Itupun hanya digunakan malam hari. Dengan harga BBM Rp15 ribu per liter, biaya yang dikeluarkan Rp2,7 juta per bulan.
“Kami bersyukur. pascahadirnya inovasi SuperSUN, rata-rata pengeluaran kami hanya Rp300 ribu per bulan. Kami hemat hingga 88 persen, dan dapat menikmati listrik 24 jam,” sebut Kamaruddin.
Listrik bersih PLN diakui sangat bermanfaat dan berdampak positif bagi kenyamanan wisatawan. Kebisingan suara genset berkurang. Sementara baginya, penghematan biaya operasional dapat digubakan untuk pengembangan dan renovasi penginapan.
Tercatat sejak listrik PLN beroperasi 24 jam pada Agustus 2025, terjadi peningkatan wisatawan berkunjung ke Pulau Samalona. Sebelumnya rata-rata 800 wisatawan per bulan, kini meningkat 1.000 wisatawan per bulan.
Dalam momen penyalaan listrik desa yang dilaksanakan simbolis di Pulau Samalona, Jumat (24/10/2025), Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, mengapresiasi sumbangsih PLN melistriki daerah hingga ke pelosok.
PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) bersama Pemprov Sulsel melaksanakan penyalaan program listrik di 80 desa yang tersebar di 11 kabupaten/kota di Sulsel, dengan total pemasangan SuperSUN di 1.486 titik, salah satunya Pulau Samalona.
“Walaupun dihadapkan berbagai tantangan, melistriki daerah terpencil adalah mimpi lama yang akhirnya berhasil kami wujudkan. Alhamdulillah, dalam momentum HUT Sulsel ke-365 ini, wilayah yang selama ini listriknya terbatas kini telah diterangi berkat kerja keras dan kehadiran teknologi ramah lingkungan, SuperSUN dari PLN,” kata gubernur.
Bukan semata soal listrik, ini soal keadilan energi. gubernur bersyukur dan bangga bisa menghadirkan terang bagi masyarakat di pelosok Sulsel.”Terima kasih seluruh tim, khususnya PLN, atas komitmen dan inovasinya menerangi negeri,” ujarnya.
Pada kesempatan sama, Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengapresiasi PLN melalui inovasi SuperSUN dalam melistriki kepulauan. Ia optimis program ini bisa menyentuh pulau-pulau lain, karena untuk memberikan kesejahteraan dibutuhkan listrik.
“Pulau Samalona menjadi percontohan. Dengan hadirnya listrik PLN tentu bisa memberikan manfaat dan berkah bagi masyarakat. Selain itu, dengan adanya listrik masyarakat dapat melakukan kegiatan ekonomi untuk menambah penghasilan,” ujar Munafri.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Edyansyah, menyampaikan komitmen PLN untuk terus mewujudkan keadilan energi di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T. SuperSUN adalah wujud keseriusan PLN dalam mewujudkan listrik berkeadilan bagi seluruh masyarakat.
“Kami tidak hanya membawa cahaya, juga harapan. SuperSUN dirancang agar masyarakat kepulauan bisa mandiri energi dengan memanfaatkan potensi alam sekitar, sekaligus mendukung pariwisata hijau yang berkelanjutan di Sulsel,” kata Edyansyah.
Listrik sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun dihadapkan dengan tantangan yang cukup berat, PLN berhasil menyeberangi laut dari Kota Makassar ke Pulau Samalona dengan mengangkut material berbobot hingga 100 kilogram per unit. Tak jarang, petugas PLN juga dihadapkan pada cuaca yang kurang bersahabat dan ombak besar. Namun semua itu tidak menyurutkan semangat PLN dalam melistriki Pulau Samalona.
“Dengan adanya listrik, warga di sini dapat memaksimalkan potensi wisatanya. Nelayan juga dapat menggunakan kulkas untuk menyimpan ikan. Hasil tangkapan lebih awet, pengunjung meningkat, dan otomatis perekonomian menjadi lebih baik,” jelasnya.
Bagi warga setempat, kehadiran listrik berkelanjutan ini bukan sekadar penerangan, tetapi harapan baru bagi kehidupan dan ekonomi pulau wisata tersebut. Aktivitas UMKM seperti homestay, warung makan, hingga penyewaan alat snorkeling kini bisa berjalan tanpa batas waktu.
Hingga September 2025, rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,99 persen. Selain itu, sebanyak 1.486 unit SuperSUN di 80 desa telah terpasang di Sulawesi Selatan, membawa perubahan nyata bagi masyarakat, mulai tumbuhnya perekonomian lokal hingga hadirnya harapan baru. Hal ini menjadi bukti komitmen PLN terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
*/Editor : Bali Putra








