Di Unhas, Wamen Pelindungan Pekerja Migran, Ulas Peluang Karier Global dan Fenomena #Kaburajadulu

527
POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar kuliah umum “From Campus to Global Impact : Membangun Karir di Sektor Formal Internasional”, Senin (24/02/2025). Menghadirkan Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, sebagai narasumber utama.

Berlangsung di Arsjad Rasjid Lecture Theater, Unhas, kegiatan ini dihadiri 200 mahasiswa dari berbagai fakultas.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Muhammad Ruslin, menekankan pentingnya dukungan bagi Unhas dalam pengembangan pendidikan dan karier mahasiswa.

“Unhas perlu mendapat dukungan lebih besar. Dengan 58 ribu mahasiswa, kami terus melakukan efisiensi pendidikan tanpa mengorbankan mutu, bahkan meningkatkan standar dengan kurikulum lebih maju, seperti program fast track,” ujarnya.

Ia juga menyoroti peran Career Center Unhas dalam memperkuat soft skill mahasiswa.

“Kami mengembangkan berbagai kegiatan mendukung pengembangan talenta mahasiswa, termasuk program yang memungkinkan mahasiswa mengambil hingga 20 SKS di luar program studi utama,” tambahnya.

Sementara itu, Dzulfikar Ahmad Tawalla menyinggung tren #kaburajadulu yang telah viral selama dua pekan terakhir. Ia menganggap tagar tersebut sebagai ekspresi sosial yang mencerminkan keresahan generasi muda terhadap kondisi dunia kerja.

Menurutnya, problematika ini disebabkan berbagai faktor, termasuk perkembangan digitalisasi dalam sepuluh tahun terakhir dan kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI) dalam lima tahun terakhir, yang berkontribusi terhadap menurunnya rasio serapan tenaga kerja.

“Kami ingin membawa tagar ini ke arah positif. Semoga masyarakat yang bekerja di luar negeri dapat menyerap banyak hal baik, seperti relasi, teknologi, dan pengetahuan, yang kemudian dapat dikembangkan kembali di Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyoroti besarnya peluang kerja di luar negeri, dengan permintaan tenaga kerja asing yang diprediksi mencapai 1,6 juta orang. Tahun ini, Arab Saudi sendiri membutuhkan sekitar 200 ribu pekerja dari Indonesia.

Namun, Dzulfikar menekankan, sebelum memutuskan untuk bekerja di luar negeri, calon pekerja migran harus mempersiapkan diri dengan matang. Paling tidak ada lima kesiapan utama, yaitu kesiapan fisik, mental, kompetensi, dokumen, dan visa.

“Bekal paling penting adalah kompetensi bahasa,” tegasnya.

Ia mengingatkan, kesetiaan terhadap negara merupakan hal fundamental. Oleh karena itu, masyarakat yang ingin menjadi pekerja migran harus mengikuti prosedur resmi agar mendapatkan perlindungan maksimal. rls