BISNIS SULAWESI.COM, MAKASSAR – Kelompok teroris pimpinan Abu Sayyaf kembali menyandera tiga pria saat sedang menangkap ikan di perairan Sandakan, Sabah, Malaysia pada 5 Desember 2018 lalu..
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi mengatakan, dua dari tiga pria tersebut merupakan warga negara Indonesia, sementara satu lainnya merupakan warga negara Malaysia.
“Penculikan itu terjadi tidak hanya warga negara Indonesia, tapi ada satu warga negara Malaysia. Mereka bertiga bekerja pada kapal Malaysia. Penculikan itu terjadi pada 5 desemeber tahun lalu (2018),” kata Menlu Retno, saat dijumpai di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sabtu (23/2/2019).
Menlu Retno menegaskan, upaya pembebasan sandera dari kelompok bersenjata tersebut hingga kini masih terus dilakukan.
“Sejak kita menerima informasi, kita terus melakukan upaya pembebasan. Keluarga merupakan bagian penting dari upaya kita,” sebutnya.
Meski bukan hal mudah, pembebasan sandera menurut Menlu Retno akan terus dilakukan sebagai bentuk perlindungan negara kepada warganya.
“Sekali lagi, upaya pembebasan bukan upaya yang mudah tetapi yang paling penting adalah pemerintah terus berusaha untuk memberi perlindungan pada warga negara Indonesia yang merupakan salah satu prioritas politik luar negeri Indonesia,” jelas Menlu Retno.
Menlu Retno menambahkan, saat ini pohaknya terus melakukan koordinasi bersama otoritas di Filipina dan pemilik kapal yang merupakan warga negara Malaysia.
“Upayanya macam-macam. Kita melakukan kontak dengan otoritas-otoritas, yang paling basic adalah melakukan komunikasi dengan otoritas yang berada di Filipina. Kita juga melakukan komunikasi dengan pemilik kapal karena pemilik kapal adalah warga negara Malaysia,” terangnya.
Selain itu, pihaknya juga terus berupaya untuk mendapatkan informasi langsung dilapangan terkait kondisi para sandera.
“Informasi kita terus jalin melalui komunitas intelijen untuk medapatkan informasi lapangan yang ada disana,” pungkas Menlu Retno.
Syamsi Nur Fadhila