Durasi dan Frekuensi Gangguan Listrik Menurun, PLN Catat Kinerja Operasional Positif sepanjang 2024

171
Tim Regu PDKB PLN UID Sumatera Utara saat melakukan pemeliharaan jaringan dalam kondisi bertegangan untuk memastikan keandalan pasokan listrik. POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – PT PLN (Persero) mencatat capaian signifikan dalam meningkatkan keandalan pasokan listrik sepanjang 2024. Melalui transformasi digital dan pemeliharaan yang intensif, PLN berhasil menurunkan rata-rata frekuensi gangguan kelistrikan (System Average Interruption Frequency Index-SAIFI) sebesar 24,32 persen, menjadi 3,23 kali per pelanggan per tahun.

Perseroan juga sukses menurunkan rata-rata durasi gangguan kelistrikan (System Average Interruption Duration Index-SAIDI) sebesar 5,29 persen, menurun 17,89 menit dibandingkan dengan 2023.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan, pencapaian ini merupakan bukti konkret komitmen perseroan dalam memberikan pelayanan kelistrikan yang andal dan berkualitas kepada seluruh masyarakat Indonesia. Ini juga kontribusi PLN mewujudkan visi Asta Cita Presiden Prabowo dalam mencapai ketahanan energi nasional.

Ilustrasi, petugas PLN sedang berkoordinasi menjaga keandalan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Kamojang di Jawa Barat. POTO : ISTIMEWA

”Listrik saat ini telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. PLN terus berusaha meningkatkan kualitas kelistrikan demi mendukung peningkatan kualitas hidup dan pertumbuhan perekonomian masyarakat,” jelas Darmawan.

Selain itu, realisasi susut jaringan Hingga Desember 2024, tercatat 8,55 persen atau 100,45 persen dari sasaran yang ditetapkan sebesar 8,51 persen. Dengan demikian, secara trend 5 tahunan, menunjukkan, realisasi susut jaringan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Darmawan mengatakan, capaian ini tak terlepas dari upaya insan PLN yang terus berkomitmen meningkatkan keandalan listrik. Ia mengapresiasi kinerja insan PLN di seluruh tanah air.

“Seluruh insan PLN tak kenal lelah dan penuh bangga menjalankan tanggung jawab demi meningkatkan ketahanan energi nasional,” ujar Darmawan.

Keberhasilan ini juga merupakan hasil transformasi digital yang dijalankan perseroan secara menyeluruh sejak 2020. Lewat digitalisasi secara end-to-end mulai pembangkitan, transmisi, distribusi, hingga layanan pelanggan memungkinkan perseroan melakukan pemetaan gangguan secara presisi, pemantauan secara real-time, dan penanganan gangguan yang lebih responsif.

“Keandalan pasokan listrik yang terus meningkat merupakan hasil penerapan strategi, khususnya digitalisasi di seluruh lini. Alhamdulillah, PLN mampu menjaga stabilitas dan keandalan pasokan listrik bagi masyarakat,” imbuhnya.

Keberhasilan tersebut tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas layanan pelanggan, juga memperkuat kepercayaan publik terhadap PLN sebagai institusi strategis negara yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat.

“Dengan tren positif ini, kami optimistis PLN dapat meningkatkan keandalan pasokan listrik, memperkuat peran dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, serta mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Salah satu wujud inovasi digital yang sukses dilakukan PLN, aplikasi PLN Mobile. Melalui aplikasi ini, pelanggan dapat terhubung langsung dengan petugas PLN untuk layanan pelaporan gangguan. Aplikasi ini juga terhubung dengan Virtual Command Center (VCC) dan Pelayanan Teknik (Yantek) Mobile, sehingga penanganan gangguan dapat dilakukan lebih cepat dan efisien.

“Pengguna PLN Mobile pada 2024 meningkat 5.454.018 jika dibandingkan 2023. Hingga Desember 2024 pengguna PLN Mobile 52.480.387, meningkat dibandingkan Desember 2023, sebanyak 47.026.369,” sebutnya.

Lonjakan pengguna PLN Mobile menjadi cerminan capaian kinerja perusahaan dalam kurun waktu satu tahun terakhir, hal tersebut tergambar dari stabilnya rating perusahaan pada Playstore dengan capaian 4,9 poin.

“Lima tahun lalu, keluhan keterlambatan penanganan masalah Listrik, sering kami terima. Kini, dengan PLN Mobile, pelanggan dapat melaporkan gangguan secara langsung, dan petugas di lapangan dapat merespons lebih cepat melalui sistem yang terintegrasi,” jelas Darmawan.

Editor : Bali Putra