Januar Jaury: Modal bukan Kendala Utama Pengembangan UMKM

146
POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Permodalan bukanlah persoalan utama dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Kendala utama pengembangan UMKM itu, kemauan. Kalau kita mau, pasti semua bisa berjalan,” ujar Pengamat Ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel), Januar Jaury Dharwis saat menjadi pembicara dihadapan sejumlah pelaku UMKM dalam program “Kamis Manis” yang diselenggarakan PLUT-KUMKM Sulsel di Makassar beberapa hari lalu.

Menurut Januar, UMKM saat ini sifatnya yang penting survive, bisa bertahan. Dinamika yang berkembang monoton, di mana, pelaku UMKM itu mau berdagang, bukan berbisnis. Padahal dua hal tersebut berbeda.

“Beda berdagang, beda juga berbisnis. Kalau berdagang, kita memproduksi barang, untuk kemudian bagaimana caranya menjual secara murah dan laku,” sebutnya.

Sementara kata Januar Jaury, berbisnis, itu kita memproduksi barang yang mungkin sama harganya, namun kita harus membuatnya bernilai dengan cara memformulasi cerita-cerita dibalik barang hasil produk, membuat keistimewaannya

“Berbisnis, itu menjual barang dengan sebuah nilai. Ada cerita dibalik barang itu, ada keistimewaannya. Konsumen pasti datang dan memberi apresiasi. Karena intinya, pasar menghargai produk yang memiliki nilai, memiliki keistimewaan,” kata Januar Jaury.

Selain itu, Tim Ahli DPRD Sulsel itu juga menyarankan, di tengah ketatnya persaingan, pelaku UMKM migrasi ke digital, mengikuti pesatnya perkembangan teknologi.

Hadir juga saat itu Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Bea Cukai Sulbagsel, Cahya Nugraha. Sekaligus sebagai kunjungan kerja Bea Cukai ke Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT-KUMKM) Sulsel.

Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya Bea Cukai Sulbagsel mempererat sinergi dengan pelaku UMKM guna mendukung pengembangan usaha serta mendorong peningkatan nilai tambah produk lokal dengan orientasi ekspor.

Bea Cukai menawarkan informasi terkait tata cara ekspor kepada PLUT KUMKM Sulsel yang dapat membantu UMKM memahami regulasi ekspor-impor dan memanfaatkan fasilitas kepabeanan untuk memperluas pasar ekspor.

Kehadiran Bea Cukai Sulbagsel diharapkan berdampak positif dalam meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM, mendukung pengembangan ekonomi daerah, serta memperkuat pertumbuhan ekspor nasional.

Sementara itu, “Kamis Manis” sendiri merupakan salah satu program unggulan PLUT KUMKM Sulsel. Sebagai ruang berbagi inspirasi bagi para pelaku UMKM. Melalui dialog interaktif, pelaku UMKM mendapatkan motivasi dan ilmu baru untuk terus tumbuh, adaptif, dan berdaya saing.

Editor : Bali Putra