
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Ultra Mikro (UMi) di Sulawesi Selatan (Sulsel) periode Januari – April 2025, mengalami penurunan drastis dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Penyaluran KUR menurun 7,75 persen dari Rp5,55 triliun pada 2024 menjadi Rp5,12 triliun pada 2025. Sedangkan penyaluran UMi turun 33,72 persen dari Rp86,06 miliar pada 2024 menjadi 29,58 miliar pada 2025.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulsel, Supendi menyebutkan, penyaluran KUR di Sulsel didominasi KUR Mikro mencapai Rp3,89 triliun yang menyasar 86.133 debitur. Penyaluran KUR Kecil didominasi Bank BRI mencapai Rp3,64 triliun (82,015 debitur), disusul Bank Mandiri Rp169,35 miliar (2.335 debitur) dan Bank BPD Sulselbar Rp33,78 miliar (550 debitur).
Kemudian KUR Kecil mencapai Rp1,22 triliun menyasar 4.693 debitur dan KUR Super Mikro sebesar Rp4,65 miliar menyasar 498 debitur.
Supendi menjelaskan, Pertanian, Perburuan dan Kehutanan menjadi sektor usaha terbesar penyaluran KUR di Sulsel yakni mencapai Rp2,418 triliun menyasar 47,170 debitur. Disusul sektor usaha Perdegangan Besar dan Eceran, kemudian Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan lainnya, Industri Pengolahan, serta Perikanan.
Selain BRI, Bank Mandiri dan BPD Sulselbar, yang termasuk lima besar perbankan penyalur KUR di Sulsel, yakni BNI dan Bank Syariah Indonesia.
Sementara lembaga penyalur UMi, terbesar Permodalan Nasional Madani (PNM) disusul Pegadaian, Kemudian PPT Bahana Artha Ventura, dan KSPPS BMT Al Amanah Sinjai dengan lima sektor usaha terbesar penyaluran UMi yakni sektor usaha Perdegangan Besar dan Eceran, Pertanian, Perburuan dan Kehutanan. Kemudian Perikanan, sektor usaha Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum dan sektor usaha Industri Pengolahan.
“Sejak 1 Januari hingga 30 April 2025, pemerintah sudah mengeluarkan subisidi bunga KUR sebesar Rp457,29 miliar yang menyasar 91.330 debitur,” sebut Supendi.
Bali Putra