
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kinerja intermediasi perbankan di Indonesia tercatat stabil dengan profil risiko yang tetap terjaga. Per April 2025, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami pertumbuhan 4,55 persen (yoy) menjadi 9.047 triliun dan penyaluran kredit tumbuh 8,88 persen menjadi 7.960,94 triliun.
“Likuiditas industri perbankan tetap memadai, kualitas kredit terjaga dengan NPL gross 2,24 persen, NPL net 0,83 persen dan LDR 87,99,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae di Jakarta, Senin (02/06/2025).
Dikatakan, berdasarkan penggunaan kredit, tertinggi untuk kredit investasi mencapai 15,86 persen atau sebesar Rp1.262,61 triliun. Kemudian kredit konsumsi 8,97 persen atau sebesar Rp714,10 triliun dan kredit modal kerja 4,62 persen atau sebesar Rp367,80 triliun.

“Ditinjau dari segi kepemilikan, bank umum masih menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit, mencapai 8,82 persen,” ujarnya.
Di kategori debitur, Dian mengatakan, kreditur korporasi mencapai 12,77 persen dan kreditur UMKM 2,60 persen dengan kreditur usaha kecil menjadi yang tertinggi mencapai 9,48 persen.
“Ini sejalan dengan upaya perbankan yang berfokus pada upaya pemulihan kualitas kredit UMKM,” sebutnya.
Penghimpunan DPK tumbuh 4,55 persen yoy menjadi 9.047 triliun dengan giro, Tabungan dan deposito masing-masing tumbuh 6,02 persen, 6,05 persen dan 2,07 persen yoy. Sementara likuiditas sektor perbankan pada April 2025 tetap memadai dengan alat likuid (AL/NCD) sebesar 111,32 persen dan AL/DPK sebesar 25,23 persen. Masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen. Adapun Liquidity Coverage Ratio (LCR) berada di level 200,35 persen
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan Non Performing Loan (NPL) gross 2,24 persen, NPL net 0,83 persen. Loan at Risk (LaR) juga relative stabil tercatat 9,92 persen. Meskipun meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, namun LaR menurun dibandingkan posisi April 2024, dan masih di bawah level sebelum pandemi yakni 9,93 persen pada Desember 2019.
Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) berada di level tinggi sebesar 25,43 persen, menjadi bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah ketidakpastian global dewasa ini.
Dian juga menjelaskan terkait kondisi kredit Buy Now Pay Later (BNPL) perbankan yang tercatat sebesar 0,27 persen dari total kredit perbankan. “Angka itu tentu masih sangat kecil dibandingkan dengan total kredit perbankan. Namun, terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan,” katanya.
Ia menyebutkan, per April 2025 (sebagaimana dilaporkan dalam SLIK), kredit BNPL tumbuh 26,59 persen menjadi Rp21,35 triliun dengan jumlah rekening mencapai 24,36 juta.
Bali Putra