Kinerja Sektor Jasa Keuangan Sulampua tetap Tangguh Dukung Perekonomian Daerah

307
Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) menilai kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) tetap tangguh dan aktif  menjaga momentum pertumbuhan ekonomi daerah di tengah meningkatnya ketidakpastian global.

Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin menyebutkan, meningkatnya tekanan global, tercermin dari revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), yang menurunkan proyeksi pertumbuhan PDB global menjadi 3,1 persen pada 2025 dan 3 persen pada 2026 yang dipengaruhi meningkatnya hambatan perdagangan, ketidakpastian arah kebijakan, serta eskalasi risiko geopolitik.

“Dalam kondisi global yang menantang ini, sektor jasa keuangan di Sulampua tetap tumbuh positif dan adaptif, menjadi penggerak dalam mendorong pembiayaan produktif, memperluas inklusi keuangan, dan menjaga stabilitas ekonomi regional,” katanya.

Kinerja intermediasi perbankan di wilayah Sulampua menunjukkan daya tahan yang solid. Per Februari 2025, kredit perbankan tumbuh 7,05 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat 3,86 `persen (yoy).

“Tingginya pertumbuhan kredit dibanding DPK, mencerminkan perbankan tetap menjalankan fungsi intermediasi secara optimal, terutama dalam menyalurkan pembiayaan ke sektor riil untuk mendorong aktivitas perekonomian daerah,” sebutnya.

Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Sulampua, mencapai 130,54 persen. Mengindikasikan pembiayaan yang disalurkan sektor perbankan di wilayah Sulampua sebagian besar bersumber dari pendanaan luar daerah. Hal ini mencerminkan kepercayaan industri keuangan nasional terhadap potensi ekonomi di kawasan ini. Fungsi intermediasi yang tinggi di Sulampua masih diimbangi dengan rasio non performing loan (NPL) yang terjaga yaitu sebesar 2,45 persen.

Secara nominal, penyaluran kredit di Sulampua mencapai Rp434,24 triliun dengan penyaluran kredit konsumtif Rp220,99 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan kredit produktif Rp213,24 triliun. DPK di Sulampua masih didominasi portofolio tabungan dengan nilai Rp198,94 triliun, disusul deposito Rp67,02 triliun dan giro Rp66,69 triliun.

Pada sektor pasar modal, terdapat pertumbuhan Single Investor Identification (SID) yang signifikan di wilayah Sulampua pada posisi Februari 2025, sebesar 26,21 persen (yoy) atau mencapai 1.009.595 SID. Peningkatan partisipasi investor ini turut didorong masifnya kegiatan edukasi pasar modal yang dilakukan secara kolaboratif antara OJK, Bursa Efek Indonesia (BEI), perusahaan sekuritas, perguruan tinggi, serta Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

“Di tengah kondisi pasar yang fluktuatif, OJK bersama BEI merespons secara sigap dengan mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menjaga kepercayaan investor dan mendukung kelangsungan perdagangan saham secara sehat. Seperti menyesuaikan batasan trading halt dalam hal IHSG mengalami penurunan, menyesuaikan batasan auto rejection bawah saham dan kebijakan buyback saham tanpa RUPS,” sebut Moch. Muchlasin.

Industri Keuangan Non Bank (IKNB) di Wilayah Sulampua menunjukkan kinerja positif secara tahunan. Pada posisi Februari 2025, total aset dana pensiun tumbuh 4,46 persen mencapai Rp3,76 triliun.

Outstanding penjaminan pada perusahaan penjaminan tumbuh 28,25 persen mencapai Rp957 miliar. Total piutang perusahaan pembiayaan periode Februari 2025 tumbuh 8,25 persen menjadi Rp52,41 triliun. “Namun di sisi lain, terjadi kontraksi pada pembiayaan modal ventura sebesar -9,10 persen,” tambahnya.

Pinjaman yang disalurkan perusahaan pergadaian tumbuh 27,59 persen mencapai Rp17,61 triliun dan outstanding pembiayaan pada fintech peer to peer lending tumbuh 64,50 persen mencapai Rp5,2 triliun pada posisi Januari 2025.

“Sejalan dengan perkembangan sektor jasa keuangan di Sulampua, kinerja sektor jasa keuangan di Sulawesi Selatan juga tetap tumbuh dan terjaga stabil,” katanya.

Editor : Bali Putra