Korsel Tertarik Garap KA Makassar-Parepare

461

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Pihak investor asal Korea Selatan (Korsel) diketahui berminat untuk melakukan kerja sama pembangunan proyek kereta api (KA) di Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya rute trans Makassar dan Parepare.
Hal tersebut terungkap pada saat one-on-one meeting menteri perhubungan kedua negara dalam rangkaian ASEAN Transport Ministers Meeting (23rd ATM) di Singapura,­
belum lama ini.
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi me­ngatakan, proyek pembangun­an rel kereta api (KA) jalur Makassar-Parepare meru­pakan salahsatu target kerjasama dari negara Korsel karena merupakan bagian daripada grand stra­tegy untuk menghubungkan Makassar-Manado dari ujung selatan ke utara melalui jalur KA trans Sulawesi. “Apa yang telah Indo­nesia tawarkan pada swasta akan segera ditindaklanjuti pada level operasional. Melalui hal ini di­harapkan bisa ada kerja sama terkait pelaksanaan proyek infra­struktur perhubungan tersebut,” ujarnya, dalam keterangan resmi, Minggu (15/10/2017).
Bahkan, lanjut Budi, minggu ini akan ada tim teknis ke lokasi diharapkan proyek-proyek ini ­masuk dalam materi MoU pada saat kunjungan Presiden Korea Selatan bulan depan. Dia mengharapkan proyek-proyek ini masuk dalam materi MOU pada saat kunjungan Presiden Korea Selatan bulan depan.
Pertemuan tingkat menteri ASEAN ini diselenggarakan an­­nually dengan agenda men­dengarkan laporan-laporan dari working group transportasi di ASEAN, yaitu working group terkait air transport, maritime transport, land transport dan facilitation setelah sebelum­­nya­ telah di­­lapor­kan pula ada per­temuan STOM untuk disahkan pada pertemuan tingkat menteri ini.
Selain beberapa dokumen yang diajukan untuk mendapat­kan pengesahan, STOM juga menyam­paikan kesepakatan-kesepakatan yang rencananya ditandatangani oleh para Menteri ASEAN, pada 13 Oktober 2017.
Sementara Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menyambut gembira minat investor Korsel tersebut. “Karena memang pro­yek ini tidak bisa hanya me­ngandalkan pen­danaan dari pemerintah, tapi harus ada pihak swasta maupun asing yng ikut membantu,” ujar Syahrul.
***Mohamad Rusman