Kredit Bermasalah Perbankan di Sulsel Berada di Level 2,89 Persen

256
Ilustrasi. Penyaluran kredit Perbankan di Sulsel tumbuh 4,39 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp165,03 triliun. Dari angka itu, tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,89 persen. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Penyaluran kredit Perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) tumbuh 4,39 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp165,03 triliun. Dari angka itu, tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,89 persen.

Penyaluran kredit masih didominasi kredit produktif sebesar 54,01 persen, namun dari sisi pertumbuhan kredit didorong kredit konsumtif yang tumbuh 9,75 persen. Jika dilihat berdasarkan sektor ekonomi, kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran memiliki porsi terbesar dengan share 23,15 persen.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar), Moch. Muchlasin menyebutkan, dari total kredit yang tersalurkan perbankan di Sulsel (Rp165,03 triliun, red), sebesar 98,03 persen atau Rp161,78 triliun diantaranya disalurkan bank umum. Sedangkan 1,97 persen lainnya atau Rp3,25 miliar disalurkan Bank Perekonomian Rakyat (BPR).

Secara umum pada posisi Februari 2025, total aset perbankan di Sulsel tumbuh 5,44 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp201,34 triliun. Sebesar Rp197,58 triliun merupakan aset bank umum dan hanya Rp3,76 miliar merupakan aset BPR.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,19 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp135,06 triliun. DPK di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi tabungan dengan share 58,87 persen.

“Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio atau LDR sebesar 124,45 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,89 persen,” ungkap Muchlasin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/04/2025).

Sementara dari sisi perbankan Syariah menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi pada posisi Februari 2025. Tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh 18,67 persen (yoy) menjadi Rp16,85 triliun, dengan penghimpunan DPK tumbuh 15,69 persen menjadi Rp11,85 triliun dan penyaluran pembiayaan yang juga tumbuh 20,25 persen (yoy) menjadi Rp14,60 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 123,14 persen dengan tingkat NPF pada level 2,16 persen.

Editor : Bali Putra