Mahasiswa Prodi Pengelolaan Perhotelan Poltekpar Makassar Terapkan Ilmu Manajemen di Desa Wisata Tompobulu

80
POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, PANGKEP – Sektor pariwisata tidak hanya membutuhkan destinasi yang menarik, juga sumber daya manusia yang kompeten. Dalam upaya memperkuat kapasitas pelaku pariwisata lokal, mahasiswa semester VII Program Studi Pengelolaan Perhotelan Politeknik Pariwisata Makassar melaksanakan kegiatan Aplikasi Manajemen (APM) dalam bentuk Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) bertajuk “Penguatan Kapasitas Pelaku Pariwisata melalui Pengelolaan Akomodasi dan Inovasi Kuliner.”

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Wisata Tompobulu, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan, Sabtu (11//10/2025).

Pelatihan ini bertujuan mengembangkan potensi lokal yang berkelanjutan, khususnya dalam pengelolaan akomodasi dan pengembangan kuliner khas yang menjadi daya tarik utama pariwisata desa. Kegiatan diikuti oleh para pelaku UMKM, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Kelompok Pengelola Ekowisata (KPE Dentong), Pemerintah Desa Tompobulu, serta perwakilan dari Badan Pengelola Maros Pangkep UNESCO Global Geopark.

Sekretaris Desa Tompobulu, Mursalim, mengatakan, Desa Tompobulu memiliki potensi besar. Berada di kaki Gunung Bulusaraung dengan panorama pegunungan yang asri dan udara yang sejuk.

“Kami memiliki daya tarik alam seperti air terjun, gua vertikal dan horizontal, susur sungai, serta hamparan persawahan yang indah,” ujarnya.

Selain itu, kuliner lokal seperti gula aren, madu hutan, lemang, so’ri bulo, beppa letto’, dan kue kambing menjadi kekayaan budaya yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata.

Ia juga menambahkan bahwa desa telah dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti homestay, balai pertemuan, tempat makan, musala, dan kamar mandi umum. Desa Tompobulu sendiri telah meraih sejumlah penghargaan, termasuk menjadi salah satu dari 75 Desa Wisata Terbaik dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Kegiatan ini turut dihadiri perwakilan Badan Pengelola Maros Pangkep UNESCO Global Geopark, Megawati Putri Rajab, anggota Bidang Pemberdayaan Masyarakat. Dalam sambutannya, Ia menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolaboratif yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Pariwisata Makassar bersama masyarakat desa.

“Kegiatan seperti ini sangat sejalan dengan misi utama Geopark, yaitu menjaga dan melestarikan warisan geologi, serta mendorong pengembangan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat secara berkelanjutan,” ujarnya.

Pemberdayaan masyarakat adalah indikator penting dalam revalidasi status UNESCO Global Geopark. Peran aktif masyarakat, seperti yang terlihat di Desa Tompobulu ini, menjadi kunci keberhasilan pengelolaan geopark secara keseluruhan.

Megawati juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas pihak dalam menjaga keberlanjutan program. Ia berharap kegiatan ini menjadi awal dari sinergi berkelanjutan. Semangat kolaboratif ini penting untuk menjaga status geopark di mata dunia, sekaligus memajukan kesejahteraan masyarakat lokal.

Kepala Bagian AAKU, Buntu Marannu Eppang mewakili Direktur Politeknik Pariwisata Makassar mengatakan, kegiatan Aplikasi Mata Kuliah (APM) bertujuan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah mereka pelajari secara langsung di tengah masyarakat.

“Melalui program ini, mahasiswa didorong untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat dan menjalin kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, salah satunya dengan memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta potensi daerah wisata,” ujarnya.

Buntu menambahkan, mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan PKM ini berasal dari Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), yang sebagian besar merupakan profesional di industri pariwisata, seperti General Manager hotel, ASN Dinas Pariwisata, serta praktisi bidang marketing, pastry, housekeeping, barista, front office, dan lainnya.

“Kami berharap para profesional ini dapat berbagi pengalaman praktis yang telah mereka peroleh selama berkarier di industri pariwisata. Transfer ilmu ini diharapkan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Desa Wisata Tompobulu, khususnya dalam mengembangkan potensi wisata yang berkelanjutan dan berbasis kearifan lokal,” tambahnya.

Kegiatan menghadirkan dua narasumber professional yakni Buntu Marannu Eppang yang menyampaikan materi mengenai pengelolaan destinasi wisata, desa wisata, dan homestay. Ada juga, Tammy Helen Rotty, General Manager Hotel Aston Makassar yang membagikan pengalaman praktis dan wawasan dari dunia industri perhotelan. Kedua narasumber ini mendapat sambutan antusias dari peserta pelatihan yang aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan.

Editor : Bali Putra