Mate Nikel, Komoditi Penyumbang Devisa Ekspor Terbesar Sulbagsel

86
Ilustrasi. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Kanwil DJBC Sulbagsel) mencatat, mate nikel, sinter oksida nikel dan produk antara lainya dari matalurgi nikel, menjadi komoditi ekspor penyumbang devisa ekspor terbesar di Sulbagsel. Nilainya mencapai USD 421,9 juta.

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Humas Kanwil DJBC Sulbagsel, Cahya Nugraha menyebutkan, selain mate nikel, fero nikel, rumput laut dan ganggang lainnya, produk kakao dan karaginan, masuk dalam deretan lima besar komoditi ekspor dalam menyumbang devisa.

Cahya menjelaskan, fero nikel menyumbang devisa ekspor sebesar USD 189,7 juta. Kemudian rumput laut dan ganggang lainnya, menyumbang USD 78,9 juta, produk kakao USD 53 juta dan karaginan menyumbang devisa ekspor sebesar USD 33,7 juta. Sulbagsel sendiri, masih menyimpan sejumlah komoditi lain yang potensial ekspor seperti jagung, kopi, kakao, lada dan sarang burung wallet.

Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Humas Kanwil DJBC Sulbagsel, Cahya Nugraha memaparkan kinerja Kanwil DJBC Sulbagsel, khususnya berkaitan dengan penerimaan dan penindakan saat media gathering DJBC Sulbagsel semester I-2025 di BSI UMKM Center Makassar, Kamis (24/07/2025). POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

“Jadi, dapat disampaikan kepada masyarakat yang memproduksi kelima komoditas ini, agar terus melanjutkan bahkan meningkatkan produksinya. Karena sangat potensial untuk di ekspor,” kata Cahya Nugraha saat media gathering DJBC Sulbagsel semester I-2025 di BSI UMKM Center Makassar, Kamis (24/07/2025).

Di sisi impor, Cahya menyebutkan gandum, gula, bungkil dan residu dan minyak kacang kedelai, biji kakao, kokas dan semi-kokas dari batu bara, dari lignit atau tanah gemuk, diaglomerasi maupun tidak, retort carbon, merupakan lima komoditi impor yang masuk dalam jajaran lima besar penyumbang devisa impor.

“Sejak 01 Januari hingga 30 Juni 2025, devisa impor mencapai USD 121,61 juta. Sedangkan devisa ekspor USD 178,74 juta. Sehingga rasio ekspor impor sebesar 1,46. Masih lebih banyak ekspor kita dibanding impor,” sebutnya.

Untuk mendukung pertumbuhan ekspor sekaligus pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel), DJBC Sulbagsel terus mendorong UMKM untuk go ekspor dengan berpartisipasi dalam Intensive Collaboration Program Export Assistance yang diselenggarakan bersama KPPBC TMP B Makassar dan Bank Mandiri di rumah ekspor mandiri Makassar. Bea Cukai dan Bank Mandiri memberikan pembekalan terkait ekspor, pembiayaan serta strategi pembayaran internasional.DJBC Sulbagsel melakukan pendampingan secara berkelanjutan hingga akhir tahun, tanpa dipungut biaya guna memperkuat kapasitas UMKM dan mendukung pertumbuhan ekspor di Sulsel.

Terbaru, DJBC Sulbagsel juga memberikan fasilitas Kawasan Berikat (KB) kepada satu perusahaan, PT. Bukaka Mandiri Sejahtera yang diperkirakan menyumbang devisa USD 48 juta per tahun. Perusahaan yang berlokasi di Toddopuli, Bua, Luwu, Sulsel, menyerap 2.000 tenaga kerja lokal dengan perkiraan investasi USD 225.234.765 per tiga tahun.

“PT Bukaka Mandiri Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha industri dan perdagangan dengan produk tambang dan usaha perdagangan hasil produk berupa fero nikel dan mate nikel,” jelasnya.

Sementara itu, saat media gathering, tiga pejabat hadir memberikan pemaparan berkaitan dengan kinerja dan prestasi penindakan di semester I-2025, program kerja dan sosialisasi kawasan integritas dan antikorupsi. Selain Cahya Nugraha, ada Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Kanwil DJBC Sulbagsel, Andri Waskito yang memaparkan terkait program kerja DJBC Sulbagsel hingga akhir 2025, serta Kepala Seksi Kepatuhan Pelaksanaan Tugas Pelayanan Kanwil DJBC Sulbagsel, Muchlis yang mensosialisasikan terkait kawasan integritas dan antikorupsi.

Bali Putra