Ngeliwet Sambil Menikmati Sunset Di Dermaga Mgh

402

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR –  Tradisi makan nasi liwet beramai-ramai ternyata telah ada sejak lama. Di beberapa daerah, tradisi ini memiliki nama khusus. Seperti megibung di Bali, bancakan di Sunda, dan lain-lain.Saat ini tren tersebut kembali melanda masyarakat, khususnya yang ada di perkotaan. Mengonsumsi nasi liwet dengan cara memanjang dan disantap bersama banyak orang, semakin ramai dilakukan.
Menurut Eva Holling Lauw selaku Public Relation MGH, makan dengan cara ngeliwet menciptakan suasana makan yang berbeda dari biasanya. Ini juga bisa jadi salah satu cara untuk menambah suasana keakraban antar keluarga atau teman.
Liwetan yang lagi trend sekarang adalah makan bersama-sama di meja panjang dan duduk di kursi atau lesehan, nasi dan lauknya disajikan di atas daun pisang. Nasi gurih ini disantap dengan berbagai lauk, seperti ayam, ikan kering, empal daging, tahu tempe, dan sayur asam.
“Melihat trend ngeliwet saat ini, kami menghadirkan paket ngeliwet di dermaga. Ngeliwet ala MGH akan sangat berbeda, sembari menyantap gurihnya nasi liwet, tamu juga bisa duduk santai menikmati pemandangan laut dan matahari terbenam langsung dari dermaga MGH,” jelasnya.
Soal kebiasaan makannya yang disusun memanjang sebenarnya tidak lepas dari tradisi pemeluk agama Islam pada zaman dulu. Hampir semua masyarakat di pedesaan, apalagi pesantren di Indonesia saat makan, menggunakan cara ngeliwet. Munculnya kembali tren ngeliwet tidak lain karena ingin menghadirkan lagi memori masyarakat zaman dulu yang makan liwetan bareng.
“Tradisi ngeliwet memang bagus, karena menandakan kebersamaan dan memperkuat kekeluargaan. Apalagi di tempat kami, suasana akrab semakin terasa dengan ditemani pemandangan indah matahari terbenam,” ungkap Eva.
Paket ngeliwet di dermaga MGH harganya mulai dari Rp 280.000,-nett/ 4 pax. Itu sudah termasuk air minum.
***Nur Rachmat

Baca Juga :   Kampung Ramadhan di Gammara Hotel