OJK, Dorong Kesadaran Peran Strategis Perempuan dalam Pembangunan SJK yang Transparan dan Berintegritas

245
OJK mendorong kesadaran Peran strategis perempuan dalam pembangunan Sektor Jasa Keuangan yang transparan dan berintegritas. POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSUILAWESI.COM, JAKARTA –  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperingati Hari Kartini secara hybrid dengan tema “Perempuan Cerdas, Berdaya, dan Berintegritas Menuju Indonesia Emas” sebagai bentuk komitmen mendorong kesetaraan gender, penguatan integritas, dan pemberdayaan perempuan di sektor jasa keuangan (SJK).

Kegiatan ini dihadiri lebih dari 200 peserta secara langsung dan sekitar 3.000 peserta daring yang berasal dari internal OJK, pemangku kepentingan, serta anggota Komisi XI DPR RI. Kegiatan ini bertujuan menginspirasi perempuan agar menjunjung tinggi nilai integritas, meningkatkan kesadaran akan peran strategis perempuan dalam pembangunan SJK yang transparan dan berintegritas, serta mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena menekankan urgensi penguatan integritas di kalangan perempuan Indonesia, khususnya di SJK.

“Kesetaraan gender memiliki korelasi erat dengan tingkat integritas suatu bangsa. Negara-negara dengan indeks ketimpangan gender rendah cenderung memiliki tingkat korupsi juga rendah. Ini mencerminkan, partisipasi perempuan dalam tata kelola harus ditingkatkan,” kata Sophia, di Jakarta, Selasa (22/04/2025).

Sophia menyoroti sejumlah tantangan sosial ekonomi yang dihadapi perempuan, mulai rendahnya tingkat pendidikan, dampak budaya konsumtif akibat fenomena FOMO (Fear of Missing Out), hingga tingginya tingkat korban pinjaman online ilegal, terutama di kalangan ibu rumah tangga dan guru.

“Menanamkan nilai integritas tidak cukup dengan wacana. Harus dimulai sejak dini, dari rumah, melalui pola asuh yang sehat dan bijak. Perempuan Indonesia memiliki peran kunci membentuk generasi jujur, tangguh, dan cerdas mengambil keputusan,” ujar Sophia.

Acara ini juga menghadirkan berbagai narasumber inspiratif, seperti Duta Besar RI untuk Portugal Susi Marleny Bachsin dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Veronica Tan.

Susi menegaskan, perempuan bukan sekadar bagian dari ekonomi, namun penggerak utama perubahan. Dikatakan, dengan meningkatkan partisipasi perempuan di SJK, kita tidak hanya membangun ketahanan ekonomi nasional, juga mempercepat langkah menuju Indonesia Emas 2045.

Literasi keuangan dan dukungan bagi wirausaha perempuan sangatlah penting. Juga mendorong kepemimpinan perempuan di sektor formal sebagai bagian dari transformasi ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak, Veronica Tan, mengajak masyarakat menyadari peran penting perempuan bukan hanya sebagai pengurus rumah tangga, juga sebagai pendidik generasi masa depan.

“Kita harus sadar, sejak awal perempuan adalah agen perubahan. Tapi terlalu lama perempuan tidak tahu bahwa punya hak, punya mimpi, dan kemampuan luar biasa. Saat ini, tugas kita menciptakan ruang dan ekosistem yang mendorong perempuan untuk sadar, diakui, dan diberdayakan,” jelas Veronica.

Ia juga menekankan pentingnya peran ibu dalam membentuk karakter anak, terutama di era digital saat ini.

“Dulu, guru anak hanya orang tua dan guru di sekolah. Sekarang, kita bersaing dengan Google. Maka nilai-nilai seperti etika, empati, dan moral hanya bisa ditanamkan dari rumah. Kuncinya adalah menjaga kedekatan dengan anak dan menjadi ‘teman pertama’ mereka dalam menghadapi tantangan,” tambah Veronica.

Dalam kegiatan ini, OJK juga menggarisbawahi pentingnya peran perempuan dalam menjaga budaya anti-fraud dan integritas sejalan dengan berbagai inisiatif yang dijalankan OJK, termasuk peran aktifnya dalam menjaga integritas, melalui pemahaman dan implementasi terhadap larangan gratifikasi yang dapat dianggap suap dan kewajiban pelaporan.

Selain itu juga, keterlibatan dalam pelaporan indikasi fraud maupun pelanggaran etik melalui email, situs web, atau surat tertulis sesuai kanal yang tersedia OJK, yaitu saluran pelaporan dugaan pelanggaran melalui Whistleblowing System (WBS). OJK sendiri telah menunjukkan komitmennya melalui sertifikasi Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) di seluruh satuan kerja, pengendalian gratifikasi yang ketat, serta sinergi dengan KPK dalam mencetak penyuluh antikorupsi bersertifikat.

OJK mengajak seluruh perempuan Indonesia untuk terus bergerak, bermimpi, dan berkarya tanpa kehilangan pijakan nilai. Seperti dikatakan Kartini, “Habis gelap terbitlah terang”, perubahan menuju masa depan Indonesia Emas dimulai dari langkah kecil yang berani dan penuh integritas.

Editor : Bali Putra