
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan buku “Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan” di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (15/07/2025). Peluncuran dilakukan langsung Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar.
Ia menyebutkan, dalam melaksanakan Undang-undang (UU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), OJK diberi kewenangan mengatur, mengawasi dan mengembangkan perdagangan karbon melalui bursa karbon di pasar sekunder. Komitmen ini, diwujudkan dengan peluncuran bursa karbon pada, 26 September 2023. Kemudian, akses perdagangan karbon internasional pada 20 Januari 2025.
“Semua itu, tentu merupakan komitmen dan bukti konsistensi kita semua membangun pondasi pasar karbon nasional yang transparan, kredibel, efisien dan komprehensif,” katanya.
Berkaitan dengan itu, peluncuran buku ini, merupakan salah satu bagian dari upaya memperluas pemahaman dalam meningkatkan kapasitas pelaku sektor jasa keuangan terhadap perdagangan karbon di Indonesia.
Buku ini memuat penjelasan mengenai kerangka kebijakan, regulasi dan kelembagaan perdagangan karbon, termasuk penjabaran mengenai kewenangan OJK dan peran serta seluruh Kementerian/lembaga terkait dalam menyusun dan membangun ekosistem perdagangan karbon. Juga mekanisme perdagangan karbon, termasuk potensi tantangan, risiko dan peran strategis sektor jasa keuangan. Membahas rantai proses karbon dari proyek hingga verifikasi, serta memperingatkan risiko seperti fraud dan greenwashing dalam mekanisme pasar.
“Untuk itu, dibutuhkan sistem tata kelola yang kuat, pengawasan yang efektif, serta peran aktif seluruh pemangku kepentingan menjaga integritas pasar karbon agar tetap kredibel dan dapat dipercaya. Sebab taruhannya kredibilitas seluruh sistem di bangsa dan negara kita,” ujarnya.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menyebutkan, partisipasi lembaga jasa keuangan dalam pasar karbon terus meningkat. Sejak perdagangan perdana IDX Carbon, 26 September 2023, enam dari 15 pembeli perdana berasal dari sektor jasa keuangan.
Iman mengatakan, di usia hampir dua tahun, progress IDX Karbon juga telah menunjukkan pertumbuhan cukup baik. Hingga 11 Juli 2025, IDX Karbon mencatatkan hampir 1,6 juta ton karbon dioksida equivalen dengan nilai transaksi sebesar Rp77,95 miliar.
Total pengguna jasa juga terus mengalami peningkatan, dari 16 menjadi 113 pengguna jasa. Pada sisi aktiva aktifitas retirement, juga menunjukkan peningkatan luar biasa dari 6.260 ton pada 2023 menjadi 980.415 ton yang sudah retire.
Iman juga menyampaikan, IDX Carbon baru saja menerima penghargaan Best Official Carbon Exchange in an Emerging Market dari Green Cross United Kingdom. Di mana IDX Karbon menjadi satu-satunya organisasi dari Indonesia yang menerima penghargaan ini.
“Penghargaan ini adalah hasil dari dedikasi dan kolaborasi bersama. Kami mengapresiasi OJK dan Kementerian Lingkungan Hidup atas dukungan dan kerjasama dalam pengembangan perdagangan karbon. Bukan hanya milik IDX Carbon, tetapi juga merupakan refleksi keberhasilan kita bersama,” ujar Iman.
Bali Putra