OJK Optimistis Kinerja Bank Syariah Sulsel Bakal Membaik

346
Ilustrasi. POTO : DOK BISNISSULAWESI.OM

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini kinerja perbankan syariah di Sulawesi Selatan masihakan membaik, asalkan sosialisasi, edukasi dan manajemen perbankan tersebut mau lebih kreatif menggarap pasar.

“Selain itu mind set masyarakat tentang konsep bagi hasil juga harus berubah sehingga tingkat penerimaan terhadap perbankan syariah lebih nyata dan maksimal,” ujar Zulmi Kepala OJK kantor regional 6 Sulawesi, Maluku dan Papua, belum lama ini saat menerima awak media Bisnis Sulawesi, di kantornya.

Zulmi menilai kinerja perbankan syariah Sulsel sejauh ini masih meyakinkan meski mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan perbankan konvensional. “Saya kira masih normal, hanya saja perlu percepatan sehingga perkembangan bank syariah bisa lebih meluas di tengah masyarakat,” katanya.

Dia menyebutkan kinerja perbankan syariah masih beriringan dengan bank umum yang beroperasi di Sulsel. Artinya, perlambatan kinerja terjadi di kalangan bank syariah itu karena beberapa faktor yang disebutkan sebelumnya sehingga belum tumbuh optimal sebagaimana yang diharapkan.

Sebelumnya Zulmi mengaku pihaknya telah melakukan sosialiasi di sejumlah perguruan tinggi islam yang ada di kota Makassar tentang perbankan syariah, seperti UIN Alauddin, Unismuh dan sebagainya. “Tapi memang butuh waktu dan tantangan kita bersama untuk memberikan apresiasi yang lebih kepada perbankan syariah,” jelasnya.

Berdasarkan daya yang diperoleh Bisnis Sulawesi dari OJK regional 6 mencatatkan aset perbankan syariah per Oktober 2017 tumbuh positif 2,55% yoy atau 3,95% ytd menjadi Rp 7,15 triliun yang terdiri dari aset bank umum syariah Rp 6,89 triliun dan aset BPRS rp 176,21 triliun.Pertumbuhan aset tersebut ditopang oleh pertumbuhan pembiayaan 6,12% yoy menjadi Rp 6,26 triliun.

Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga juga mencatatkan pertumbuhan positif 5,40% yoy menjadi Rp 4,21 triliun. Kinerja intermediasi perbankan syariah di Sulsel pun tetap tinggi dengan FDR 148,57% dengan risiko kredit tetap terjaga dibawah threshold 5%, yaitu dengan NPF 4,68%. / Mohamad Rusman

Baca Juga :   KTI Digifest 2020 Buktikan Geliat Era Digital Semakin Besar