OJK Sulselbar Dorong Peningkatan Budidaya Nanas Madu

278
Kepala Kantor OJK Sulselbar, Darwisman. POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sulawesi Selatan (Sulsel) memiliki berbagai potensi unggulan yang tersebar di 24 kota/kabupaten, utamanya komoditas pada sektor pertaniaan, perikanan dan peternakan. Salah satunya komoditas Nanas Madu di Desa Jangan-jangan Kabupaten Barru dengan potensi lahan seluas 3.000 hektar.

OJK bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Barru, terus mendorong peningkatan budidaya nanas madu oleh petani, termasuk peningkatan literasi dan inklusi keuangan. OJK juga telah melakukan edukasi kepada petani untuk mendukung penyempurnaan ekosistem bisnis.

“Untuk di Desa Jangan-jangan, Kabupaten Barru, saat ini telah berjalan proses budidaya pada 150 hektare lahan,” ujar Kepala Kantor OJK Sulselbar, Darwisman, Senin (10/02/2025).

Di Sulsel, kontribusi hortikultura pada jenis tanaman sayuran, tertinggi bawang merah (14,4 persen) dan cabai rawit (10,9 persen). Komoditi bawang merah mencatatkan surplus pada neraca ekspor impor, namun belum memiliki daya saing global dengan indeks RSCA -0,64 persen pada 2023. Sementara cabai rawit mencatatkan angka defisit.

“Sulsel merupakan salah satu sentra produksi bawang merah dan cabai rawit nasional dengan ranking 5 pada bawang merah dan 7 pada produksi cabai rawit,” sebutnya.

Pada sektor perikanan, share perikanan tangkap laut terhadap nasional berada pada posisi ketiga sebesar 5,54 persen. Empat jenis perikanan tangkap laut terbesar di Sulsel, Tongkol, Cakalang, Tuna dan Udang. Sedangkan perikanan budidaya, rumput laut merupakan komoditas yang memiliki nilai PDRB 27,72 persen terhadap nasional dengan 3 jenis perikanan budidaya terbesar yaitu rumput laut, Bandeng dan Udang.

“Produksi rumput laut terbesar berada di Kabupaten Luwu Timur, 633.924 ton,” tambahnya.

Dengan potensi unggulan daerah ini, OJK optimis sektor jasa keuangan dapat berkontribusi dalam mendukung program makan bergizi gratis. Yang secara langsung akan meningkatkan kebutuhan terhadap sektor pertanian, peternakan dan perikanan khususnya pada komoditas pangan utama, seperti padi untuk beras sebagai makanan pokok, sapi potong untuk daging, unggas untuk daging ayam dan telur serta perikanan.

Terkait akses keuangan, penyaluran kredit sub sektor budidaya rumput laut di Sulsel posisi Oktober 2024, mencapai Rp539 miliar dengan NPL 3,69 persen.

Peyaluran tertinggi di Jeneponto Rp107 miliar (Share 19,97 persen), kemudian di Kota Palopo Rp98 miliar (share 18,21 persen), dan Kabupaten Luwu Utara Rp70 miliar (share 13,14 persen).

“Share kredit sub sektor budidaya rumput laut terhadap kredit sektor perikanan sebesar 25,68 persen,” jelas Darwisman.

Pada sektor peternakan, share Sub Sektor Peternakan terhadap Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 6 persen. Produksi daging ternak Sulsel didominasi daging ternak sapi dengan share 63,15 persen.

Penyaluran kredit sektor pertanian dan perkebunan didominasi komoditas padi (46,48 persen) dan pada sektor peternakan didominasi sapi potong (43,38 persen) dan unggas (34,09 persen).

Penyaluran kredit yang telah terfokus pada komoditas ini berpotensi mempercepat peningkatan kapasitas produksi petani dan peternak serta mendukung program makan bergizi gratis.

Penyaluran kredit sektor perikanan didominasi komoditas rumput laut (27,12 persen), laut tuna (14,45 persen) dan biota budidaya air payau lainnya (11,56 persen).

Editor : Bali Putra