Pemprov Sulsel  Bakal Gelar Festival Aksara Lontara 2020

180

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) akan menjadi panitia kegiatan tahunan Festival Aksara Lontara 2020. Kali ini mengangkat tema “Mengembalikan Kejayaan Aksara dan Budaya Lontara”, kegiatan ini akan  dilaunching 25 Juni 2020.

Menurut Humas Panitia Pelaksana, Marlon, kegiatan ini merupakan hasil prakarsa beberapa pihak, baik dari lembaga maupun personal yang peduli akan gerakan pelestarian aksara lontara. “Gagasannya sudah dimulai tahun lalu, namun sempat tertunda pelaksanaanya di bulan Maret, karena pandemi Covid 19,” ujarnya.

Tim Panitia dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, serta sejumlah tokoh budayawan dan pemerhati lontara, antara lain Yudisthira Sukatanya, Rusdin Tompo, Bachtiar Adnan Kusuma, Idwar Anwar, Syahruddin Umar dan Heri Rusmana, ikut dalam gerakan kebudayaan gotong royong anak negeri ini.

Launching festival ini juga akan didukung sejumlah musisi dan seniman lokal milenial, yang mempopulerkan budaya lokal. Seperti Muhammad Alifi dari Jeneponto, Duo Arman Pio dan Andi Putri Ananda Ahmad, Komika Makassar Idris Baba Ong, dan Duta Baca Sulsel Rezki Amaliah Syafiin.

Menurut Marlon, kegiatan Festival Aksara Lontara 2020 tersebut akan dibuka Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. H.M. Nurdin Abdullah, dan diikuti oleh sejumlah tokoh Sulsel dan nasional.

Lebih lanjut Marlon menjelaskan, kegiatan ini sebagai wujud tanggung jawab dari panitia dan masyarakat peduli Aksara Lontara, untuk berkonstribusi menjaga, merawat dan melestarikan kearifan lokal daerah.

“Khususnya tradisi literasi Aksara Lontara? yang banyak peneliti memprediksi bakal punah jika tidak dilestarikan,” jelasnya.

Sejauh ini sudah ada tiga pembicara internasional yang dipastikan ikut. Antara lain Sharyn Graham Davies dari Associate Professor Sekolah Bahasa dan Ilmu Sosial Universitas Teknologi Auckland Selandia Baru, Alwi bin Daud dari University Malaya Malasyia, serta Dr. Kathryn Wellen dari Researchers di KITLV Leiden University Belanda.

Baca Juga :   Peraturan Menteri Desa PDTT Wajibkan 20 Persen Dana Desa untuk Tanaman Pangan, Pj Gubernur Buka Ruang Dialog

Para pakar tersebut adalah pakar bahasa yang selama ini meneliti keberadaan Aksara Lontara. Mereka adalah ahli bertaraf dunia, yang peduli akan sejarah dan keunggulan aksara lontara. Bahkan beberapa diantaranya, sudah bolak balik ke Makassar melakukan kunjungan dan penelitian.

Nur Rachmat