Pendaftar Menumpuk di SMP Favorit, Disdik Makassar Tambah Tujuh Sekolah Penyangga

186
POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Makassar berencana menambah tujuh sekolah penyangga dalam proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP di Kota Makassar. Pasalnya, terjadi penumpukan pendaftar di sejumlah sekolah favorit, sementara di sekolah lain justru kekurangan murid.

“Hingga hari ketiga pendaftaran (kemarin, red), beberapa sekolah sudah menerima jumlah pendaftar melebihi kapasitas,” ungkap Ketua Panitia Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Dinas Pendidikan Makassar, Syarifuddin, Kamis (03/07/2025).

Kondisi seperti ini, diakui Syarifuddin, selalu terjadi setiap tahun. “Apalagi ini baru tahapan jalur domisili, belum jalur lainnya,” tambahnya.

Sementara itu, memasuki hari keempat pelaksanaan SPMB 2025 di Makassar, proses pendaftaran berjalan lancar. Setelah sempat terkendala gangguan teknis pada hari pertama akibat server overload. Calon peserta didik dapat mengunggah dokumen persyaratan dengan lebih mudah.

SPMB 2025 dibuka serentak di seluruh sekolah negeri sejak 30 Juni dan berlangsung hingga 4 Juli besok.

Dinas Pendidikan Kota Makassar terus berupaya memaksimalkan seluruh potensi dan sumber daya agar pelaksanaan pendaftaran siswa baru berjalan efektif, efisien, dan transparan.

Salah satu sekolah favorit yakni nSMP 30, jumlah pendaftarnya sudah mencapai 600 orang. Padahal, daya tampung untuk 11 rombongan belajar (rombel) hanya sekitar 356 siswa, atau separuhnya sekitar 170 siswa.

Sebaliknya, di sekolah lain, kuota jalur domisili dalam kota masih banyak yang belum terpenuhi. Seperti SMP 49 di Kopa, dari total kuota 95 kursi untuk jalur kota, baru terisi 15 pendaftar.

“Sebaliknya, pada jalur perbatasan, justru pendaftar sudah mencapai 100 orang, padahal jatahnya hanya enam kursi,” ungkapnya.

Dikatakan Syarifuddin, saat ini, tidak ada penambahan rombel, hanya pendistribusian. Pihaknya tidak akan membuka rombel baru pada sekolah-sekolah favorit yang pendaftarnya menumpuk.

“Solusi yang kami tempuh, pendistribusian siswa ke sekolah lain yang kekurangan pendaftar,” katanya.

Proses pendistribusian dilakukan dengan memanggil langsung orang tua calon siswa, atau mengumumkan daftar sekolah yang masih memiliki kursi kosong.

Calon siswa yang belum tertampung tidak perlu mendaftar ulang secara online, sebab seluruh data mereka sudah terekam dalam sistem SPMB.

Salah satu penyebab membludaknya pendaftar di sekolah tertentu adalah kecenderungan masyarakat untuk memusatkan pilihan pada sekolah-sekolah favorit. Oleh karena itu, tahun depan akan dilakukan pemetaan dan pembukaan 7 SMP Negeri baru melalui mekanisme regrouping (penggabungan) beberapa Sekolah Negeri yang kekurangan murid.

Rencana ini akan difokuskan pada kawasan padat penduduk yang akses SMP-nya masih jauh, misalnya wilayah Cenderawasih, sekitar Pertamina Senggola, dan beberapa lokasi lain.

Editor : Bali Putra