BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Di awal 2025, neraca perdagangan Sulawesi Selatan (Sulsel) tetap menunjukkan tren positif. Hingga akhir April 2025, nilainya mencapai 94,67 US$, yang ditopang adanya peningkatan ekspor produk kakao.
“Ekspor produk kakao mengalami pertumbuhan signifikan hingga 263,7 persen. Adanya peningkatan ekspor produk kakao, memberikan dorongan positif pada neraca perdagangan di awal 2025,” ungkap Kepala Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sulawesi Bagian Selatan (DJBC Sulbagsel), Alimuddin Lisaw, Rabu (28/05/2025).
Nilai ekspor tercatat 165,96 juta US$, sementara nilai impor tercatat 71,29 juta US$. Hingga April 2025, devisa ekspor kumulatif mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,1 persen (yoy) dan devisa impor kumulatif mengalami pertumbuhan negatif -30,1 persen (yoy).
Di luar produk kakao, hampir semua komoditi ekspor unggulan Sulsel mengalami pertumbuhan negative. Mate Nikel mengalami penurunan (yoy) sebesar 12,7 persen dengan nilai 273,9 juta US$. Komuditas ini mengambil share sekitar 41,7 persen dari total ekspor.
Penurunan juga terjadi pada Fero Nikel sebesar 7,8 persen dengan nilai 132,7 juta US$ (Share 20,2 persen), komuditas rumput laut mengalami penurunan sebesar 5,1 persen dengan nilai 45,7 juta US$ (share 7,0 persen) dan karaginan mengalami penurunan 19,9 persen dengan nilai 12,79 juta US$ (share 3,4 persen).
Sementara dari sisi impor, biji kakao juga menjadi komuditas impor yang mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 239,4 persen. Kemudian bungkil dan residu padat dari kedelai yang tumbuh 3,6 persen. Sedangkan komuditas lain seperti gandum, gula, dan kokas batu bara mengalami penurunan masing-masing 35,7 persen, 37,2 persen dan 19,7 persen.
Lima negara menjadi tujuan komuditas sulsel seperti Jepang, Cina, Taiwan dan Malaysia. Termasuk juga USA yang besarnya sekitar 16,31 juta US$. Sedangkan lima negara pengimpor komuditas ke Sulsel diantaranya Cina, Thailand, Australia, Brazil dan Singapura.
Bali Putra