
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Sebagai bagian dari komitmen terhadap pengabdian akademik dan penguatan komunitas lokal, Politeknik Pariwisata Makassar (Poltekpar Makassar) menggelar kick off Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) 2025 di kawasan Pantai Biru, Makassar. Kegiatan yang dibuka Wakil Menteri Pariwisata RI, Ni Luh Enik Ermawati, dirangkai penyelenggaraan Festival Permainan Tradisional Makassar, yang memadukan unsur edukasi, budaya, dan pemberdayaan komunitas secara kolaboratif.
Program lintas-disiplin ini, menyasar 48 desa wisata di berbagai kabupaten/kota di Sulsel, dengan fokus pada transformasi berbasis inovasi. PKM tahun ini merupakan kelanjutan dari tahapan pemetaan kebutuhan dan identifikasi kesenjangan yang telah dilakukan dosen Poltekpar sepanjang 2024.
Direktur Poltekpar Makassar, Herry Rachmat Widjaja, mengatakan, PKM bukan sekadar agenda seremonial, melainkan realisasi dari semangat Tridharma Perguruan Tinggi. “Kami tidak sekadar hadir di masyarakat, tapi benar-benar menghadirkan solusi berbasis keilmuan. Tahun ini kami fokus pada penerapan produk inovatif seperti buku panduan, teknologi tepat guna, dan berbagai tools yang menjawab langsung persoalan yang dihadapi masyarakat desa wisata,” ujarnya.
Wamen Pariwisata RI, Ni Luh Enik Ermawati, mengapresiasi kontribusi Poltekpar Makassar dalam membangun ekosistem pariwisata berbasis komunitas. Menurut Ni Luh, kegiatan ini sangat strategis karena mampu menjembatani antara pengetahuan, inovasi, dan masyarakat.
“Ini adalah model pembangunan partisipatif yang kami dorong. Inovasi bukan hanya alat, tetapi fondasi dari pembangunan bangsa yang berkelanjutan,” tegasnya.
Peresmian ditandai dengan pengguntingan pita oleh Wamen, diikuti peninjauan langsung pada zona permainan tradisional yang menyuguhkan kekayaan warisan budaya Bugis-Makassar. Festival ini tak sekadar meriah, juga sarat pesan tentang pentingnya melestarikan nilai-nilai lokal dalam geliat pariwisata kontemporer.
Sebanyak 25 dosen Poltekpar Makassar memberikan sesi coaching dan pendampingan teknis kepada anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di Pantai Biru. Materi pelatihan disesuaikan dengan core competency masing-masing dosen serta kebutuhan riil lapangan, mulai pengelolaan destinasi, digital branding, hingga pelayanan prima.
Hadir pula sejumlah pemangku kepentingan daerah yang memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel, Muhammad Arafah, menyebut kolaborasi semacam ini sangat krusial dalam membangun daya saing destinasi pariwisata lokal. Plh. Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulsel, Andi Zulkarnaen, turut menekankan pentingnya menjaga kesinambungan antara inovasi dan pelestarian budaya. Dari tingkat kota, Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Muhammad Roem, hadir bersama para kepala bidang, menunjukkan komitmen pemerintah kota dalam mendukung program berbasis pengabdian ini.
Melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis solusi, Poltekpar Makassar menegaskan posisinya bukan sekadar institusi pendidikan, tetapi juga mitra strategis dalam pembangunan masyarakat berbasis inovasi.
Editor : Bali Putra