BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR — Realisasi pembangunan rumah subsidi di Sulsel tahun 2018 ternyata meleset dari target. Kebijakan mengenai spesifikasi rumah subsidi di awal tahun, berimplikasi molornya pembangunan.
Para pengembang yang tergabung dalam Dewan Pengurus Daerah (DPD) Real Estate Indonesia (REI) Sulawesi Selatan (Sulsel) hingga September 2018, telah membangun rumah subsidi sebanyak 13.000 unit. Dari angka itu, diperkirakan masih meleset dari target kumulatif, sebanyak 20.000 unit rumah subsidi.
Ketua DPD REI Sulsel, M Sadiq mengungkapkan, pihaknya sampai dengan akhir tahun terus membangun rumah, menyediakan rumah bagi masyarakat penerima manfaat di Sulsel. Kendati realisasi di triwulan IV belum rilis, ia memprediksi pembangunan rumah subsidi sampai akhir tahun sekitar 15.000 unit. “Sedikit meleset, karena Januari sampai dengan April, ada tarik ulur perubahan spek rumah subsidi,” ungkapnya.
Berbeda dengan rumah subsidi, Sadiq mengatakan untuk segmen non subsidi alias komersial, sejauh ini masih baik. Dalam kondisi tersebut, sesuai data pertumbuhan dari BI, transaksi sektor properti juga naik dari tahun sebelumnya. Sampai dengan akhir September saja naik 5.8 %. “Apalagi kalau dibandingkan sampai Desember ini, mugkin bisa diatas 10 persen,” tuturnya.
Rata-rata rumah yang dibangun anggota REI Sulsel, tersebar di Kabupaten Maros dan Gowa, yang merupakan jalur Mamminasata (Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar), dan paling dekat dengan Kota Makassar, sebagai pusat aktivitas masyarakat.
Tidak hanya DPD REI Sulsel, realisasi yang tidak signifikan untuk rumah subsidi juga dirasakan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Sulsel. Meski tidak mengungkapkan jumlah, namun Ketua Apersi Sulsel, Yunus Genda juga mengakui pembangunan rumah subsidi tahun 2018 lalu menurun. “Realisasi rumah subsidi, masih relatif menurun, “ singkatnya./Komang Ayu