Stabil dan Tumbuh Positif, Sektor Jasa Keuangan Sulsel Terus Berperan Dukung Perekonomian Daerah

304
Kepala Kantor OJK Sulselbar, Darwisman (Batik hitam) pada sebauh ajang penghargaan di Makassar. POTO : ISTIMEWA

 

 BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR Kinerja sektor jasa keuangan di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) tetap terjaga stabil, didukung kinerja intermediasi yang kontributif dan profil risiko yang terjaga. Di tengah berbagai dinamika ekonomi, sektor jasa keuangan di Sulsel terus berperan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) mencatat, sektor perbankan tetap stabil dan tumbuh positif pada posisi Desember 2024 (yoy). Meskipun pertumbuhannya melandai dibandingkan Desember 2023. Total aset perbankan tumbuh 5,88 persen (yoy) dengan nominal Rp203,47 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,64 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp133,59 triliun. Didominasi tabungan dengan share 61,74 persen. Sedangkan kredit yang disalurkan tumbuh 4,23 persen (yoy) dengan nominal Rp164,29 triliun. Didominasi penyaluran kredit produktif 54,20 persen. Terbesar pada sektor perdagangan besar dan eceran dengan share 23,24 persen.

Kepala Kantor OJK Sulselbar, Darwisman menyebutkan, kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 125,23 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level aman 2,70 persen.

Perbankan Syariah turut menunjukkan pertumbuhan lebih tinggi, Desember 2024. Tercermin dari aset perbankan syariah yang tumbuh 22,24 persen (yoy) menjadi Rp17,82 triliun, dengan penghimpunan DPK tumbuh 18,96 persen menjadi Rp12,15 triliun dan penyaluran pembiayaan juga tumbuh 19,82 persen (yoy) menjadi Rp14,21 triliun.

“Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 116,97 persen dengan tingkat NPF 2,11 persen,” katanya.

Realisasi kredit kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tumbuh 1,98 persen (yoy) menjadi Rp61,52 triliun dengan share 38,19 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulsel. Penyaluran kredit UMKM didominasi kredit usaha mikro Rp34,34 triliun dengan share 55,81 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 910.178 debitur.

Sementara dari sisi perkembangan asar modal, Darwisman mengatakan, total Single Investor Identification (SID) pasar modal di Sulsel posisi Desember 2024 mencapai 400.517 SID atau tumbuh 25,68 persen (yoy). Dari total investor pasar modal tersebut, terbanyak investor reksa dana 382.599 SID.

Nilai transaksi saham di Sulsel hingga Desember 2024, Rp22,64 triliun. Nilai ini meningkat 20,19 persen jika dibandingkan periode yang sama 2023.

Dari perkembangan Sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP), premi perasuransian pada posisi November 2024 tumbuh positif. Pertumbuhan total premi asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing 1,71 persen dan 11,91 persen

“ Pertumbuhan premi yang positif, mencerminkan adanya peningkatan kepercayaan dan kesadaran masyarakat terhadap asuransi, sebagai bagian dari perencanaan keuangan yang lebih baik,” sebut Darwisman.

Di sisi industri dana pensiun, total aset dana pensiun tumbuh 4,94 persen menjadi Rp1,61 triliun. Pada perusahaan penjaminan, total penjaminan juga tumbuh 5,88 persen menjadi Rp738 miliar.

Sementara di Sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), juga menunjukkan kinerja positif. Tercermin dari total piutang pembiayaan tumbuh 9,71 persen menjadi Rp18,95 triliun. Begitu pula total pinjaman yang disalurkan pada perusahaan pergadaian tumbuh 27,78 persen mencapai Rp7,47 triliun dan outstanding pinjaman pada fintech peer to peer lending tumbuh 49,04 persen menjadi Rp1,73 triliun dengan tingkat wanprestasi terjaga1,57 persen. Di sisi lain perusahaan modal ventura masih menghadapi tantangan, tercermin dari total pembiayaan modal ventura yang terkontraksi -2,48 persen.

Editor : Bali Putra