Tahan dari Ketidakpastian Global, BI Optimis Ekonomi Sulsel 2026 Tumbuh Positif

40
BI Sulsel menggelar pertemuan tahunan di Makassar, Jumat (28/11/2025). POTO: ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Ketidakpastian ekonomi global, tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perekonomian Sulawesi Selatan (Sulsel). Ekonomi daerah ini masih terjaga dan lebih baik dibanding triwulan sebelumnya. Pada triwulan III-2025, ekonomi Sulsel tumbuh 5,01 persen secara tahunan (yoy), dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 5,25 persen.

“Kondisi ini menunjukkan ketahanan ekonomi Sulsel tetap kuat dalam meminimalkan dampak negatif rambatan risiko perekonomian global. Oleh karenanya, BI optimis ekonomi Sulsel 2026 tumbuh positif,” ungkap Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Wahyu Purnama pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) KpwBI Sulsel 2025 di Makassar, Jumat (28/11/2025).

Menurut Wahyu, kuatnya ekonomi Sulsel 2025 ditopang kinerja sisi domestik maupun eksternal. Kemudian, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh kuat dan masih menjadi kontributor ekonomi terbesar seiring masih kuatnya keyakinan konsumen. Di samping penyelenggaraan event dan festival yang cukup masif pada triwulan III-2025.

Investasi fisik, baik bangunan maupun non-bangunan juga meningkat dan dari sisi eksternal, kinerja ekspor tetap bertahan sejalan permintaan negara mitra dagang yang masih positif.

Secara sektoral, tiga Lapangan Usaha (LU) yang berkontribusi tinggi menjaga perekonomian Sulsel, Pertanian, Perdagangan, dan Industri Pengolahan. Produksi padi dan perikanan membaik, didukung cuaca yang kondusif serta masifnya upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan, mendorong kinerja positif bagi LU Pertanian.

LU perdagangan tumbuh positif, didukung daya beli masyarakat yang semakin membaik. Sedangkan Industri Pengolahan terjaga, sejalan dengan kinerja industri makanan dan minuman yang meningkat seiring kinerja positif di LU Pertanian.

“Kinerja positif perekonomian Sulsel juga didukung inflasi yang rendah dan terkendali. Secara konsisten, inflasi Sulsel terjaga dalam rentang sasaran inflasi 2,5±1 persen sejak awal 2025,” tambah Wahyu.

Oktober 2025, inflasi Sulsel terjaga pada level 2,98 persen (yoy), dengan inflasi tahun berjalan hingga Oktober 2,42 persen. Meskipun masih terdapat kenaikan harga beberapa komoditas seperti emas perhiasan, sigaret kretek mesin, dan ikan laut. Namun, harga sejumlah komoditas pangan strategis seperti cabai rawit, tomat, beras, dan cabai merah mampu dikendalikan dengan baik.

PTBI Sulsel 2025, merupakan momen BI mengevaluasi kinerja ekonomi tahun berjalan, prospek ekonomi 2026, serta pemberian apresiasi mitra kerja. Mengusung tema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan”. Dihadiri Asisten II Setda Sulsel, Andi Darmawan Bintang, unsur Forkopimda Sulsel, Konsulat Jenderal (Konjen) Australia di Makassar, Todd Dias, Konjen Jepang, Ohashi Koichi, Kepala BPS Sulsel, Ariyanto, pimpinan Kemenkeu I, pimpinan universitas, OJK, dan walikota/bupati se-Sulsel.

BI berkolaborasi dengan pemda provinsi dan kabupaten/kota menjalankan berbagai program strategis guna mewujudkan stabilitas dan transformasi ekonomi. Sepanjang 2025, sinergi BI, Pemprov, dan TPID se-Sulsel berkolaborasi dalam pengendalian inflasi, dan perluasan program Mini Distribution Centre. Di bidang pengembangan investasi, BI bersama Pemprov Sulsel melalui Forum PINISI SULTAN, menyelenggarakan kurasi dan promosi proyek investasi potensial melalui South Sulawesi Investment Challenge (SSIC), yang berhasil menjaring 18 proyek clean and clear dari 16 kabupaten/kota, pada Oktober 2025.

Kemudian South Sulawesi Investment Forum (SSIF), menghadirkan calon investor dalam dan luar negeri. Tercatat 23 proyek strategis dipromosikan dengan total nilai potensi investasi Rp7,90 triliun.

Dalam hal pengembangan UMKM, BI Sulsel melaksanakan berbagai program mendukung UMKM naik kelas. November 2025, BI Sulsel menyelenggarakan Anging Mamiri Business Fair (AMBF) dan berhasil melakukan MoU ekspor UMKM senilai Rp228,12 miliar dengan melibatkan 30 buyer dari 17 negara, seperti Australia, Rusia, Jepang, Tiongkok, India, Arab Saudi dan UAE, dan berbagai negara lain.

Editor: Bali Putra