Target Inflasi di Angka 2%, Sulsel Mesti Genjot Produktifitas

146
Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizky Ernadi Wimand. POTO : DOK. BISNISSULAWESI.COM

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR –  Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof, Zudan Arif Fakrulloh melontarkan target yang ingin dicapai berkaitan dengan inflasi di Sulsel yakni di angka 1,95% – 2,1%. Yang mana saat ini, inflasi di daerah ini 2,61%.

Target itu diutarakan Prof. Zudan ketika pertama kali bertatap muka dengan Forkopimda Sulsel, para pimpinan instansi, pimpinan SKPD, TPID Sulsel, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lainnya, di hari pertama dirinya menjalankan tugas sebagai Pj. Gubernur Sulsel. Sebelumnnya, ia ditugaskan sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat.

Prof. Zudan kemudian menanyakan berkaitan dengan target tersebut ke Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel yang juga hadir dalam tatap muka yang berlangsung di pelataran Ininnawa Rumah Jabatan Gubernur Sulsel. “Bagaimana BI, apakah mampu capai inflasi di angka 2%?,” tanya Prof. Zudan.

Terkait hal itu, ketika diwawancarai di Kantor Perwakilan BI Sulsel, Jumat (31/05/2026) siang, Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Wimanda mengatakan, sebetulnya target inflasi Sulsel saat ini ada di angka 2,5% ± 1.

“Namun, kalau pak gubernur menargetkan di angka 2%, ya, harus kerja lebih keras, lebih ekstra. Karena untuk mencapai 2,5% saja masih lumayan sulit,” ujar Rizki.

Dikatakan, pihaknya tentu mensupport setiap program Pj. Gubernur. Saling bersinergi, seperti halnya program intervensi atau rekayasa harga di pasar.

“Kami pasti support, seperti adanya program beliau (Pj. Gubernur, red) untuk intervensi atau rekayasa harga di pasar. Namun sekali lagi, itu kembali tergantung kekuatan fiskal daerah ini,” tambahnya.

Karena selain intervensi harga, tentunya produksi atau produktifitas harus ditambah. Karena selama ini, terjadi kelangkaan beras, harga-harga naik, dikarenakan produksi berkurang.

Baca Juga :   “ANGING MAMMIRI” MOBIL HEMAT ENERGI KARYA MAHASIWA UNHAS

“Kita mau mengintervensi berapa pun, harga pasti akan tetap naik kalau produksi menurun,” ujar Rizki seraya menyebutkan, inilah yang kemudian menjadi pekerjaan rumah (PR) pemerintah.

Yakni bagaimana menaikkan produksi seperti padi, cabai, bawang merah, di mana selama ini sering terjadi kenaikan harga yang kemudian mendorong inflasi. Begitu pula dengan ikan-ikanan.

“Menurut saya itu penting disentuh oleh pemerintah untuk meningkatkan produktifitas,” katanya.

Bali Putra