Tumbuh hampir 8 Persen, DPK Perbankan di Sulsel masih Lebih Kecil Dibanding Kredit Disalurkan

18
Kepala OJK Sulselbar, Moch. Muchlasin. POTO : BALI PUTRA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Sulawesi Selatan (Sulsel) semester I-2025, tumbuh cukup signifikan mencapai 7,73 persen menjadi Rp141, 69 triliun, didominasi tabungan dengan share 59,22 persen.

Jika dibandingkan dengan nominal kredit yang disalurkan pada periode sama, angka DPK masih jauh lebih kecil. Di mana, kredit tersalurkan mencapai Rp167,47 triliun, didominasi kredit produktif sebesar 53,77 persen.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar), Moch. Muchlasin mengatakan hal itu di Kantor OJK Sulselbar di Makassar, Jumat (15/08/2025).

Dikatakan, secara keseluruhan, kinerja sektor perbankan di Sulsel tumbuh positif, meskipun dengan laju pertumbuhan yang lebih moderat. Total aset perbankan tumbuh 5,90 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp207,33 triliun. DPK tumbuh 7,73 persen (yoy) mencapai Rp141, 69 triliun didominasi tabungan dengan share 59,22 persen.

Sementara kredit yang disalurkan tumbuh 3,89 persen (yoy) mencapai Rp167,47 triliun, didominasi kredit produktif sebesar 53,77 persen. Namun dari sisi pertumbuhan kredit, didorong kredit konsumtif mencapai 7,66 persen dengan kredit yang disalurkan pada sektor perdagangan besar dan eceran memiliki porsi terbesar 22,95 persen.

“Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) 120,30 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,99 persen,” ujar Muchlasin.

Pertumbuhan positif juga dicatatkan perbankan Syariah dengan pertumbuhan aset 21,08 persen (yoy) menjadi Rp18,26 triliun. Penghimpunan DPK tumbuh 13,18 persen menjadi Rp12,39 triliun dan penyaluran pembiayaan juga tumbuh 21,06 persen (yoy) menjadi Rp15,57 triliun. Tingkat intermediasi perbankan Syariah 125,73 persen dengan tingkat NPF 2,07 persen.

Penyaluran kredit sektor UMKM di Sulsel terus meningkat dengan porsi 37,53 persen atau mencapai Rp61,62 triliun dari total kredit perbankan. Angka ini tumbuh 1,37 persen (yoy). Kredit UMKM didominasi usaha mikro dengan share 55,30 persen, disusul usaha kecil 30,06 persen dan usaha menengah 14,63 persen. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 917.957 debitur.

“Berdasarkan sektor lapangan usaha, penyaluran kredit UMKM terbesar pada sektor perdagangan besar dan eceran dengan share 45,65 persen,” sebutnya.

Tak hanya perbankan, kinerja sektor keuangan lain seperti pasar modal, sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), juga tumbuh positif.

“Intinya, di tengah tantangan dinamika ekonomi global, kami (OJK Sulselbar, red) mencatat kinerja sektor jasa keuangan (SJK) di Sulsel semester I-2025 tumbuh positif. Menunjukkan ketahanan sektor keuangan daerah yang solid sebagai penopang kekuatan pertumbuhan ekonomi. Di mana, ekonomi Sulsel semester I-2025 mencapai 5,35 persen (c-to-c), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional 4,99 persen,” sebut Muchlasin.

Dikatakan, di sektor pasar modal, inklusi masyarakat Sulsel terhadap produk pasar modal, meningkat cukup signifikan, tercermin dari pertumbuhan SID sebesar 16,25 persen (yoy) mencapai 427.336 SID pada posisi Juni 2025. Sulsel berada di posisi ke-7 dengan total SID terbanyak secara nasional.

Investor Pasar Modal masih di dominasi Reksa dana, namun pertumbuhan SID tertinggi berada di portofolio saham dengan pertumbuhan 28,69 persen. Sampai Juni 2025, akumulasi transaksi saham tercatat Rp13,05 triliun, lebih tinggi dibandingkan Juni 2024 Rp9,36 triliun.

Pada sektor PVML, total piutang perusahaan pembiayaan tumbuh 1,37 persen menjadi Rp18,77 triliun, total pembiayaan perusahaan modal ventura tumbuh 1,15 persen mencapai Rp373 miliar, dan outstanding pembiayaan fintech P2P lending tumbuh 37,46 persen mencapai Rp2,04 triliun. Total pinjaman yang disalurkan pada perusahaan pergadaian hingga April 2025, tumbuh 29,55 persen mencapai Rp8,47 triliun.

Sementara pada sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP), total aset dana pensiun tumbuh 5,80 persen menjadi Rp1,68 triliun dan total penjaminan pada perusahaan penjaminan tumbuh 26,36 persen menjadi Rp884 miliar. Sedangkan pada perusahaan perasuransian, terkontraksi pada total premi -8,76 persen.

Bali Putra