Wagub Sulsel Minta TPID dan TP2DD Gerak Cepat Kendalikan Inflasi Jelang Idul Adha

76
POTO : ISTIMEWA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Fatmawati Rusdi, meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) bergerak cepat menghadapi potensi kenaikan harga yang berdampak pada inflasi, jelang Idul Adha 2025.

Wagub menyebutkan, inflasi Sulsel per April 2025 tercatat 1,91 (mtm) dan 2,28 persen (yoy). Masih dalam rentang target nasional, namun trennya terus meningkat dan harus diwaspadai.

“Saya minta intervensi dilakukan lebih awal dan tepat sasaran,” ujar Fatmawati pada High Level Meeting (HLM) TPID dan TP2DD se-Sulsel, Rabu (28/05/2025). Rapat ini turut dihadiri bupati/wali kota, forkopimda, serta pimpinan OPD se-Sulsel.

Komoditas seperti beras, cabai rawit, cabai merah, dan ikan bandeng menjadi penyumbang utama inflasi. Untuk itu, Pemprov meminta daerah memantau kondisi pasokan di sentra produksi dan segera melaporkan jika terdapat gangguan distribusi.

Terkait digitalisasi, Wagub mendorong daerah yang skor Indeks Eletronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) masih rendah agar mempercepat digitalisasi, khususnya pembayaran Person to Government.

Melalui roadmap pengendalian inflasi Sulsel 2025-2027, Pemprov mengintegrasikan empat pendekatan utama yang kemudian menjadi panduan strategis dan dirancang untuk memperkuat daya tahan ekonomi daerah. Roadmap ini mengedepankan empat pendekatan utama yang saling terintegrasi.

Pilar pertama, keterjangkauan harga, kemudian ketersediaan pasokan yang menitikberatkan pada penguatan produksi pangan lokal, kelancaran distribusi melalui upaya perbaikan infrastruktur logistik, fasilitasi distribusi antarwilayah, serta penguatan kerja sama antar daerah untuk menekan biaya dan risiko distribusi barang. Terakhir, komunikasi efektif, yang mencakup integrasi data harga dan pasokan, edukasi publik yang berkelanjutan, serta penguatan koordinasi antar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

Melalui peta jalan ini, seluruh elemen diharapkan bekerja dalam satu irama untuk menghadirkan solusi berbasis data dan kondisi lapangan. Upaya konkret seperti penyediaan benih hortikultura, penguatan neraca pangan daerah berbasis aplikasi Sigap Sultan, serta kerja sama antar daerah menjadi bagian dari eksekusi strategis yang telah dirancang secara bertahap dan terukur.

“Jangan biarkan inflasi menjadi hantu di tengah masyarakat. Kita harus hadir lebih awal dengan data yang kuat dan aksi yang nyata,” sebutnya.

Editor : Bali Putra