“World Book Day” 2025, BI Sulsel Gelar “Talkshow” Dorong Literasi Berkualitas di Era Digital

71
Memperingati World Book Day 2025, Kantor Perwakilan BI Sulsel menggelar talkshow “Well-Read, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital” dengan menghadirkan dua penulis, Ratih Kumala dan Aan Mansyur sebagai narasumber, Selasa (28/05/2025). POTO : BALI PUTRA

 

BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Memperingati World Book Day (Hari Buku Sedunia) 2025, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan (BI Sulsel) menggelar talkshowWell-Read, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital”, Selasa (28/05/2025).

Kegiatan yang digelar di Kantor BI Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, merupakan bagian dari rangkaian kampanye literasi yang diinisiasi BI Sulsel. Menghadirkan dua penulis, Ratih Kumala dan M. Aan Mansyur, sebagai narasumber. Keduanya berbagi pandangan tentang pentingnya literasi di era digital.

Talkshow dibuka Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama A. Pada kesempatan itu, Wahyu mengatakan tingkat literasi masyarakat Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara lain di dunia, bahkan di ASEAN. Indonesia berada di bawah Singapura, Vietnam, Brunei, Malaysia, dan Thailand.

Deputi Kepala Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama A saat membuka talkshow “Well-Read, Well-Lived: Literasi dan Harmoni dalam Era Digital” di Kantor BI Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman Makassar, Selasa (28/05/2025). POTO : BALI PUTRA

Menurutnya, hal ini mencerminkan perlunya peningkatan kualitas pendidikan dan literasi kita di berbagai aspek. Wahyu juga menyoroti fenomena budaya membaca masyarakat yang cenderung mengonsumsi konten ringan dari media sosial dibanding bacaan ilmu pengetahuan yang edukatif. Berbeda dengan cara anak-anak di negara maju seperti Cina, Jepang, dan Korea. Mereka sudah menanamkan budaya membaca sejak dini.

“Bahkan, saat di kereta pun mereka membaca. Mengerjakan tugas sekolah, sambil berdiri atau duduk,” katanya.

Namun, Sulsel kata Wahyu, memiliki capaian positif dalam hal literasi dengan mencatat skor Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 88,24. Angka ini  lebih tinggi dari rata-rata nasional.

“Di era digital saat ini, potensi kita besar dalam penguatan literasi. Tinggal bagaimana mengarahkan dan memanfaatkannya secara tepat,” tambahnya.

Pada sesi talkshow, baik penulis Ratih Kumala maupun Aan Mansyur sepakat mengatakan, agar literasi tetap relevan, perlu pendekatan yang sesuai dengan karakter generasi Z dan Alpha. Karena ada perbedaan cara anak-anak zaman ini dalam mengakses dan menyerap literasi. Orang tua wajib mampu memahami selera bacaan anak di era digital.

Bali Putra