
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Bank Indonesia Sulawesi Selatan (BI Sulsel) memiliki sejumlah strategi dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Sulsel. Bahkan ada beberapa capaian signifikan, termasuk mendorong penjualan pasar domestik dan luar negeri dengan nilai hampir Rp100 miliar. Setidaknya, lebih dari 500 UMKM di daerah ini yang terafiliasi dengan program BI.
Deputi Perwakilan BI Sulsel, Wahyu Purnama A menyebutkan, per Desember 2024, terdapat 102 UMKM binaan dan 465 UMKM mitra BI Sulsel dengan enam sektor usaha seperti pertanian dan perikanan, kain dan fashion, makanan dan minuman, kopi, kerajinan, serta health and beauty.
“Jika dirinci, ada 16 UMKM sektor pertanian dan perikanan, 14 UMKM sektor kain dan fashion, 38 UMKM sektor makanan dan minuman, 9 UMKM di sektor kopi, 20 UMKM sektor kerajinan, serta 5 UMKM sektor health and beauty,” ujar Wahyu Purnama pada acara “BI Bareng Media” di Kantor Perwakilan BI Sulsel, Selasa (11/02/2025).
Wahyu menambahkan, sejumlah capaian dalam pengembangan UMKM di 2024, diantaranya penjualan mencapai Rp89 miliar pada kegiatan business matching, ada 61 UMKM yang sudah terdaftar pada BISAID (Platform UMKM potensial dibiayai) dengan 3 UMKM yang sudah mendapatkan pembiayaan, kemudian 10 UMKM yang on boarding platform digital serta satu kelompok tani yang telah mengimplementasikan digital farming.
“Ada juga dukungan terhadap dua desa wisata yakni, Desa Rammang-rammang, Maros dan Desa Balocci, Pangkep,” tambahnya.
Menurut Wahyu, program pengembangan UMKM oleh BI Sulsel dilakukan secara holistik dan berkelanjutan untuk memastikan UMKM binaan BI dapat naik kelas dan memiliki inisiatif lanjutan untuk membina UMKM lain di Sulsel.
Beberapa rencana program BI Sulsel dalam pengembangan UMKM di 2025 diantaranya Rewako, Mindpreneur Bootcamp 2025 (Februari 2025), Rewako Series 2025, Sales, Operation, Marketing Bootcamp (April – November 2025), Intensive Master Class Export and Farming 2025 (Mei – Desember 2025), Karya Kreatif Sulsel dan Indonesia 2025 (Juli – Agustus 2025) dan Anging Mammiri Business Fair (AMBF) 2025 (November 2025).
Sementara dari sisi target pengembangan, ada beberapa tambahan baru tahun ini, selain business matching penjualan, pembiayaan, terdaftar pada BISAID, UMKM mendapat pembiayaan, UMKM on boarding platform digital dan dukungan desa wisata. Ada juga, implementasi UMKM aggregator komoditas potensi ekspor dan UMKM digital farming sektor hilir. Juga mendukung program pengendalian inflasi, volatile food, dan ketahanan pangan komoditas seperti cabai, bawang, perikanan dan lainnya.
Bali Putra