
BISNISSULAWESI.COM, MAKASSAR – Perbankan Syariah di Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat pertumbuhan lebih tinggi pada posisi Februari 2025. Tercermin dari aset perbankan Syariah yang tumbuh 18,67 persen (yoy) menjadi Rp16,85 triliun. Jauh lebih tinggi dibanding perbankan konvensional yang hanya tumbuh 4,38 persen.
Penghimpunan DPK perbankan Syariah tumbuh 15,69 persen menjadi Rp11,85 triliun dan penyaluran pembiayaan juga tumbuh 20,25 persen (yoy) menjadi Rp14,60 triliun.
“Tingkat intermediasi perbankan Syariah berada pada level 123,14 persen dengan tingkat NPF pada level 2,16 persen” ungkap Kepala Otoritas Jasa Keuangan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (OJK Sulselbar), Moch. Muchlasin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (29/04/2025).
Sementara itu, secara umum pada posisi Februari 2025, total aset perbankan di Sulsel tumbuh 5,44 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp201,34 triliun. Sebesar Rp197,58 triliun merupakan aset bank umum dan hanya Rp3,76 miliar merupakan aset BPR.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,19 persen (yoy) dengan nominal mencapai Rp135,06 triliun. DPK di Provinsi Sulawesi Selatan didominasi tabungan dengan share 58,87 persen.
“Kinerja intermediasi perbankan Sulsel terjaga dengan Loan to Deposit Ratio atau LDR sebesar 124,45 persen dan tingkat rasio kredit bermasalah berada di level 2,89 persen,” katanya.
Khusus Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), realisasi kredit kepada UMKM di Sulsel tumbuh 1,46 persen (yoy) menjadi Rp61,31 triliun dengan share 37,90 persen dari total kredit yang disalurkan Bank Umum di Sulsel.
Penyaluran kredit UMKM didominasi kredit usaha mikro Rp33,91 triliun dengan share 55,30 persen dari total kredit UMKM. Secara total, kredit UMKM telah disalurkan kepada 911.796 debitur.
Editor : Bali Putra